Rabu, 24 Agustus 2011

SUN tenor panjang pimpin penurunan frekuensi perdagangan obligasi

JAKARTA. Total frekuensi perdagangan obligasi pemerintah dan obligasi korporasi turun 15,2%, dari 467 transaksi menjadi 396 transaksi pada perdagangan di pasar sekunder, kemarin (23/8). Meski begitu, total volume perdagangan tercatat naik 34,6% menjadi Rp 9,2 triliun.

Data tersebut berdasarkan Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE), Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

Corporate secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing menyebut, penurunan frekuensi paling tajam dipimpin oleh Surat Utang Negara (SUN) tenor panjang, yang turun 21,60% dari 324 transaksi menjadi 254 transaksi.

Dari riset IBPA, per 23 Agustus, tercatat obligasi negara seri FR0058 (time to maturity 20,83 tahun) kembali menjadi seri teraktif untuk obligasi pemerintah. Obligasi tersebut membukukan total 104 transaksi senilai Rp 2,9 triliun.

Sedangkan, untuk seri obligasi korporasi yang teraktif diperdagangkan yaitu, seri obligasi BWPT01 (time to maturity 4,23 tahun dan kupon 10,68%). Obligasi ini kembali menjadi seri teraktif dengan frekuensi transaksi sebanyak 7 kali, dan volume perdagangan sebesar Rp 120 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar