Rabu, 24 Agustus 2011

Tren Harga Saham ASII Ditentukan Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rabu (24/8) ini jadi hari penentuan tren saham ASII jangka menengah. Jika tembus resistance Rp68.000, saham ini bakal melaju ke atas Rp70.000. Tapi, jika tembus support Rp66.500 bakal turun ke Rp60.000.

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, secara teknikal, saham PT Astra Internasional (ASII) masih punya tenaga lebih besar untuk menguat. Potensi itu lebih besar dibandingkan saham-saham perbankan.

Hanya saja, lanjut Satrio, hingga kemarin, asing masih dalam posisi net sell. Pasar tinggal mencermati, apakah net sell asing Rabu (24/8) ini, masih berlanjut atau tidak. “Artinya, jika tekanan jual dari asing sudah berhenti, ASII akan bagi-bagi rezeki sebelum lebaran dengan kenaikan harganya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (23/8). “Sebab, harganya akan membalas ke atas meskipun tipis.”

Pada perdagangan Selasa (23/8) saham ASII ditutup melemah Rp500 (0,73%) ke level Rp67.250 dari posisi sebelumnya Rp67.750. Harga intraday tertingginya mencapai Rp67.950 dan terendah Rp66.550. Volume transaksi mencapai 4,85 juta unit saham senilai Rp327,3 miliar dan frekuensi 3.500 kali.

Lebih jauh dia menjelaskan, orang beranggapan, net sell asing dipicu oleh pemangkasan target harga pada saham-saham di Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand dan Singapura oleh Morgan Stanley. “Ternyata, setelah Morgan Stanley lewat sehari, semua orang juga tahu, bahwa pemangkasan target itu sebenarnya tidak rasional,” imbuhnya.

Sebab, ditegaskan Satrio, Morgan hanya menurunkan target harga, bukan downgrade peringkat dan tidak ada rebalancing portofolio. Hanya saja, hingga kemarin, tekanan jual atas ASII masih terus terjadi.

Sekarang, pasar tinggal melihat, apakah tenanan jual atas ASII adalah risk averter (penghindar risiko) yang tidak mau punya posisi selama liburan lebaran atau bukan. “Karena itu, jika tekanan jual asing Rabu (24/8) ini sudah berhenti, menandakan bahwa tekanan jual di ASII adalah tekanan jual dari risk averter sebelum lebaran,” ungkapnya.

Jika ini yang terjadi, biasanya terjadi rally sebelum lebaran. Artinya, jika tekanan jual dari asing sudah berhenti, ASII akan bagi-bagi rezeki sebelum lebaran. “Apalagi, IHSG sendiri masih punya tenaga untuk naik meskipun sedikit hingga resistance 3.890-3.925-an,” paparnya.

Di atas semua itu, ASII memiliki resistance di level Rp68.000 dan Rp66.500 sebagai level support-nya. Hari ini, menurut Satrio, merupakan penentuan arah tren jangka menengah saham ASII. Jika bisa tembus resistance itu, saham ini masih bisa menguat ke atas 70.000 lagi.

Sebaliknya, jika turun dan tembus support Rp66.500, saham ini ada peluang kembali ke level Rp60.000. “Semua itu, akan sangat tergantung pada bagaimana pergerakan bursa regional dan posisi net sell atau net buy asing,” papar Satrio.

Sementara itu, lanjutnya, soal wacana kebijakan Bank Indonesia yang mengharuskan kenaikan biaya Down Payment (DP) pembelian otomotif hingga 30% dari 10%, tidak berpengaruh pada penjualan produk Astra. “Sebab, meski DP dinaikkan tidak akanmengurangi keinginan orang untuk membeli mobil. Toh, soal DP meski 30% bisa dicicil,” timpalnya.

Di atas semua itu, dia merekomendasikan speculative buy jika ASII tembus level resistance Rp68.000. Sebaliknya, jika level support Rp66.500 yang ditembus, lebih baik jual terlebih dahulu untuk kembali membeli di level bawah. “Jika turun, bisa buy on weakness di level Rp60.000-Rp61.000,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar