Rabu, 13 Juli 2011

Potensi Menguat, Lirik Saham Fundamental Positif

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia pada Rabu (13/7) diperkirakan akan berbalik arah menguat. Saham dengan fundamental positif masih jadi rujukan.

Pengamat pasar modal Isfan Helmi mengatakan, IHSG hari ini masih berpotensi menguat. Namun, ada peluang juga untuk terkoreksi menguji level support 3.935, “IHSG seharusnya menguat, dan biasanya kalau break, bisa rebound kecil,” katanya kepada INILAH.COM.

Investor saat ini masih wait and see mencermati parlemen AS untuk menaikkan batas utang, karena ada sejumlah besar yang berpotensi default. Pilihannya adalah pengetatan fiskal, yakni menaikkan pajak dan memangkas pengeluaran.

Adapun menaikkan limit utang dengan penjualan obligasi Pemerintah AS, berpotensi tekan dolar AS.“Default kelihatannya tidak akan terjadi, tapi keputusan opsi yang mana ditempuh, membuat Wallstreet fluktuasi hebat,” ujarnya.

Apalagi di Eropa, kenaikan imbal hasil obligasi Italia, biasanya membuat harga obligasi turun. “Karena orang melihat prospek atau kemampuan bayar bunga obligasi oleh Italia menurun, negara ini sekarang jadi ancaman baru di Eropa menyusul Yunani.”

Sementara itu, di dalam negeri, dengan BI rate masih stabil, inflasi masih rendah. Namun, earning season yang sebenarnya di atas ekspektasi, sulit menggerakkan pasar.

Di tengah situasi ini, Isfhan merekomendasikan investor untuk mengkoleksi saham-saham dengan fundamental baik. Seperti Adaro Energy (ADRO) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG). Selain Indofood Sukses Makmur (INDF), yang setelah all time high di Rp6.100, sekarang koreksi ke arah support.

“Karena tahun ini harga gandum tidak setinggi tahun lalu, harusnya net margin INDF bisa lebih, meski volume penjualan konservatif.”

Pada perdagangan Selasa (12/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 61,61 poin (1,54%) ke level 3.933,98, dengan intraday terendah di 3.926,82 dan tertinggi di 3.995,22. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi seebsar 2,957 miliar lembar saham, senilai Rp 4,814 triliun dan frekuensi 123.467 kali.

Sebanyak 51 saham naik, 208 saham turun, dan 62 saham stagnan. Asing mengkontribusi pelemahan bursa, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp231 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,979 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,748 triliun. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar