Kamis, 04 Agustus 2011

Kecemasan Italia Masih Hantui Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta –Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (4/8) diprediksi melemah terbatas. Pasar masih dihantui kecemasan krisis utang Eropa terutama Italia yang yield obligasinya terus merangkak naik.

Periset dan analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelamahan rupiah hari ini, terutama masih dipicu oleh meburuknya kondisi Italia akibat terus merambat naiknya yield obligasi yang sudah mencapai 6,16%. Tapi, kekhawatiran pasar atas perlambatan ekonomi AS juga akan menghambat penguatan dolar AS dan investor akan menahan diri untuk mengambil posisi terlampau banyak.

Di sisi lain, rupiah berpeluang mengalami koreksi tipis karena hari ini ada pertemuan European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan. ECB di level 1,5% dan Bank of England di level 0,5%. “Rupiah akan bergerak dalam kisaran 8.490-8.470 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, pasar akan mengantisipasi hasil pertemuan ECB dan BoE, tapi bukan suku bunganya melainkan statement ECB setelah pertemuan tersebut. Di sisi lain, Jerman juga hari ini akan merilis data pesanan industri sore nanti pukul 17.00 WIB yang angkanya diprediksikan minus 0,3% dari sebelumnya plus 1,8%.

Tapi, ditegaskan Firman, koreksi rupiah akan terbatas. Sebab, pada Jumat (5/6) Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk kuartal kedua 2011. “Tapi, jika melihat sentimen rupiah seharusnya masih positif jika melihat tarik menarik antara kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan krisis utang Eropa yang menyebar ke Italia,” imbuhnya.

Pasalnya, lanjut Firman, pasar lebih cemas dengan AS. Hanya saja, kekhawatiran Eropa membuat rupiah tertekan. “Jadi, secara umum, seharusnya rupiah menguat baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah,” timpalnya.

Tapi, untuk hari ini, rupiah masih mendapat tekanan dari sentimen Italia. Pasar juga masih menahan diri menunggu rilis data PDB sehingga tidak banyak alasan bagi rupiah untuk menguat lebih lanjut. “Jika GDP Indonesia positif pada akhir pekan ini, mata uang RI ini akan menguat ke level 8.440 per dolar AS. Jika sebaliknya, rupiah akan kembali terkoreksi,” ucap Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (3/8) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 8.475/8.485 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar