Rabu, 18 Mei 2011

Awas, Indeks Saham Bisa Letoy Lagi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Wahai investor, jangan gembira dulu. Sebab, menguatnya indeks selama sepekan kemarin belum menjadi pertanda bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) akan bullish dalam jangka panjang. Dengan kata lain, kemunghkinan indeks akan melemah pekan ini justru cukup kuat.

Faktor yang bakal memicu pelemahan tersebut adalah kinerja efek di belahan dunia lain. Sementara dari dalam negeri belum ada sentimen yang positif. Jadi, kemungkinan besar setelah liburan selama dua hari ini bakal terjadi aksi profit taking di lantai bursa.

Nah, kalau bicara soal bursa global angin yang akan menerpa Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam pekan ini tampaknya kurang begitu menggembirakan. Soalnya, pekan lalu bursa Wall Street dan Eropa anjlok akibat kekhawatiran para investor bahwa krisis utang Yunani yang akan menyeret negara-negara Eropa.

“Ini juga yang membuat dolar menguat terhadap Euro,” kata Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama. Seperti biasa, lanjut Praska, BEI akan ikut-ikutan letoy jika bursa di Amerika, Eropa, dan negara lainnya melemah.

Karena bursa regional saat ini sedang liar dengan kecenderungan menukik, para investor diperingatkan untuk bersikap ekstra hati-hati. Jangan cepat membeli kendati sejumlah saham harganya bakal melorot. Praska memperkirakan, pekan ini indeks akan bergerak dikisaran 3.802-3.840.

Sementara Satrio Utomo dari Riset Universal Broker Indonesia memperkirakan indeks akan bergerak di level 3.810-3.849. Dibandingkan penutupan Jum’at pekan lalu yang berada di level 3.832, pergerakan tersebut sebenarnya tidak terlalu curam. Hal ini kemungkinan akibat arus modal asing yang masih mengalir ke Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan, apakah benar para investor tidak melakukan pembelian di saat kondisi bursa seperti ini? Ah, tidak juga. Krisis di Eropa akan mendorong kenaikan harga komoditi.

Itu sebabnya, Satrio menyodorkan saham komoditi seperti PT Astra Internasional(ASII), PT Bumi Resources (BUMI), dan PT Bukit Asam (BTBA). Hanya saja, kendati saham komoditi berpeluang naik, sejumlah analis lebih merekomendasikan untuk membeli saham-saham BUMN. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar