Rabu, 18 Mei 2011

Meski naik dua hari terakhir, euro masih rawan koreksi

Meski naik dua hari terakhir, euro masih rawan koreksi
JAKARTA. Mata uang euro menanjak untuk hari kedua berturut-turut terhadap dollar Amerika Serikat. Pasangan EUR/USD, Selasa (17/5), naik tipis 0,06% menjadi 1,4165.

Selain menaklukkan dollar AS, kurs euro menguat terhadap yen Jepang. Pasangan EUR/JPY kemarin naik 0,47% menjadi 114,91.

Nilai tukar euro menanjak setelah menteri keuangan negara-negara anggota Uni Eropa, Senin (16/5), menyepakati penyaluran dana talangan (bailout) ke Portugal, mulai akhir Mei nanti.

Negara-negara anggota Uni Eropa juga semakin dekat dengan penandatanganan perjanjian Mekanisme Stabilitas Eropa, Juni. Hal ini mendongkrak kepercayaan pasar atas penyelesaian krisis Eropa.

Sebelumnya, pasar keuangan Eropa juga diterpa kabar positif. Data akhir pekan lalu menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Jerman dan Perancis naik melampaui perkiraan para ekonom.

Ekonomi Jerman tumbuh 1,5% di kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut jauh di atas prediksi ekonom 0,9%. Perekonomian Perancis juga tumbuh 1%, melampaui konsensus ekonom 0,6%.

Para ekonom melihat, penguatan euro tidak berlangsung lama. Yudhie Teguh Setiawan, Pengamat Valuta Asing, memprediksi euro masih akan melanjutkan pelemahannya terhadap dollar AS. "Euro akan berada di rentang US$ 1,4000-US$ 1,5000 sampai semester pertama tahun ini," kata Yudhie memprediksi.

Krisis utang sejumlah negara Eropa masih mengancam posisi euro. Di sisi lain, koreksi harga komoditas memicu kebangkitan dollar AS. Dus, mata uang euro akan tertekan. Indeks dollar kemarin mulai naik 0,17% menjadi 75,602.

Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Tresuri Bank BNI, memperkirakan EUR/USD masih akan terkoreksi di rentang 1,4050-1,4400 selama sepekan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar