Rabu, 18 Mei 2011

Pascalibur, Investor Saham 'Wait and See' Dulu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia Rabu (18/5) berpeluang menguat terbatas. Namun, karena harus menunggu konsolidasi saham unggulan, investor disarankan untuk wait and see.

Viviet S. Putri, analis Anugerah Securindo mengatakan, IHSG hari ini akan didominasi pergerakan saham lapis kedua, dengan spekulasi beli akan mengembalikan indeks di atas level 3.800, “Indeks hari ini akan berada pada kisaran 3.778 -3.826,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, tekanan jual yang melanda akibat derasnya berita negatif di bursa global, membuat indeks terpaksa ditutup terkoreksi 32.79 poin ke level 3.799,22 atau kembali berada di bawah level 3.800. Hal ini didukung koreksi saham dari sektor pertambangan seperti Indo Tambangraya Megah (ITMG), United Tractor (UNTR), TB Bukit Asam (PTBA) dan Timah (TINS).

Sementara ketidakpastian krisis Yunani diperburuk dengan ditangkapnya pejabat IMF terkait kasus asusila. Alhasil, bursa global mengalami krisis kepercayaan. Di dalam negeri sendiri transaksi perdagangan terlihat sepi terkait libur cuti bersama dari pegawai negeri dan Bank Indonesia. Investor asing pun terlihat membukukan jual bersih sebesar Rp423 miliar.

Viviet menilai, saham dari kelompok Bakrie seperti Bakrieland (ELTY) dan Energi Mega Persada (ENRG) terlihat akan kembali atraktif meskipun situasi bursa global masih dibayangi oleh ketidakpastian. Sedangkan aksi profit taking akan membuat saham Astra International (ASII) dan Gudang Garam (GGRM) mengalami koreksi.

Di tengah situasi ini, ia menyarankan untuk buy on weakness pada saham-saham sektor perkebunan, seperti Lonsum (LSIP) dan Bakrie Plantation (UNSP).

Teuku Hendri analis dari Woori Sekuritas mengatakan, krisis kredit di Yunani memburuk karena program bantuan IMF kemungkinan terganggu oleh skandal pimpinan. Selain tarik ulur totalitas negara-negara Uni Eropa untuk bailout Yunani. “Pasar Wallstreet juga menunggu perkembangan restrukturisasi utang Eropa, karena akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global,”ujarnya dihubungi terpisah.

Sementara di dalam negeri, volume menipis terkait libur panjang dan katalis positif dari kinerja keuangan emiten sudah terefleksi di pasar. Dengan harga komoditas yang volatile, terutama setelah harga minyak anjlok di bawah US$100 per barel akan memberi tekanan pada harga saham-saham komoditas yang dominan di bursa Indonesia.

Di tengah situasi ini, Teuku Hendri menyarankan investor untuk wait and see dulu, karena IHSG masih potensi downtrend menguji level support 3.775. Sebenarnya untuk medium term chanelling uptrend masih valid, dan supportnya ada di level 3761. “Tapi beberapa saham big cap masih dalam posisi overbought (masih jauh dari support) sehingga harus konsolidasi dulu,” paparnya.

Salah satu saham pilihan berasal dari perbankan, seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia(BBRI), “Buy on weakness untuk emiten-emiten ini,” katanya.

Pada perdagangan Senin (16/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) ditutup turun 32,8 poin (0,85%) ke level 3.799,23. Begitu juga Indeks LQ45^JKLQ45 yang turun 6,3 poin (0,92%) ke angka 676,1. Perdagangan mencatatkan volume sebanyak 4,79 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp3,49 triliun.

Koreksi indeks diwarnai aksi jual investor asing yang tercatat melakukan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp434,23 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp1,175 triliun dan transaksi beli sebesar Rp741 miliar. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar