Rabu, 18 Mei 2011

Pilih Saham yang Secara Valuasi Murah

INILAH.COM, Jakarta – Penguatan IHSG siang ini tampaknya akan berlanjut hingga penutupan. Investor disarankan memilih saham yang secara valuasi masih murah sehingga berpotensi rebound.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (18/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30,81 poin (0,81%) ke level 3.830,038. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 6,2 poin (0,91%) ke angka 682,25.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 3,026 miliar lembar saham, senilai Rp2,613 triliun dan frekuensi 74.094 kali. Sebanyak 156 saham menguat, sedangkan 68 saham melemah dan 84 saham stagnan.

Namun, penguatan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp105,2 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp680,6 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp785,8miliar.

Semua sektor saham kompak menguat. Sektor perkebunan memimpin kenaikan 2,01%, disusul pertambangan 1,26%, property 0,94%, keuangan 0,94%, aneka industri 0,92%, industri dasar 0,73%, manufaktur 0,64%, infrastruktur 0,59%, konsumsi 0,34% dan perdagangan 0,07%.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan menguat. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.782 dan 3.840 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (18/5).

Menurutnya, penguatan indeks domestik hari ini seiring dengan positifnya laju bursa Asia. Pada saat IHSG buka pascalibur, bursa Asia bergerak anomali terhadap pergerakan Wall Streets dan bursa Eropa yang melemah. “Kondisi itu dipicu oleh bargain hunting pelaku pasar. Mereka melakukan speculative buying,” ujarnya.

Praska menegaskan, bursa Asia mengabaikan sentimen negatif dari AS dan Eropa. Salah satunya, data-data ekonomi AS yang kurang solid seperti Housing Start dan Building Permit (perizinan mendirikan bagunan).

Data Housing Start dirilis turun jadi 523 ribu pada April 2011 dari bulan sebelumnya 585 ribu. Begitu juga dengan angka Building Permit yang angkanya turun jadi 551 ribu dari sebelumnya 574 ribu. “Intinya, data-data perumahan AS melambat pada April dibandingkan bulan sebelumnya baik perizinan pembangunan maupun pembangunannya itu sendiri,” timpalnya.

Pada saat yang sama, market juga masih dihantui kekhawatiran krisis utang zona euro karena faktor Yunani yang dikabarkan akan merestrukturisasi utang. “Kondisi itu, tidak mempengaruhi pergerakan bursa Asia. Seharusnya konidisi AS dan Eropa itu berdampak negatif, tapi burrsa Asia justru anomali,” ucapnya.

Karena itu, di bursa domestik pun terjadi bargain hunting (speculative buying) terutama di saham-saham pertambangan batu bara yang sudah banyak mengalami tekanan cukup dalam. Begitu juga sektor perbankan dan saham PT Astra Internasional (ASII). “Pertambangan batu bara, perbankan dan ASII jadi penggerak market hari ini,” tuturnya.

Tapi, Praska tidak merekomendasikan akumulasi (koleksi) untuk saham-saham yang memimpin penguatan market hari ini. Sebab, saham-saham tersebut tinggal menunggu waktu jualnya. “Seperti ASII, hold saja karena sudah naik tinggal menunggu target jualnya,” tandas Praska.

Saham-saham pilihannya adalah yang secara valuasi masih murah sehingga berpotensi rebound. Di antaranya, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Adaro Energy (ADRO), PT Holcim Indonesia (SMCB), PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), dan PT London Sumatera Indonesia (LSIP). “Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut,” imbuh Praska.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar