Rabu, 18 Mei 2011

Saham Tambang Berjatuhan, IHSG Hampir Tinggalkan Level 3.800

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan 29 poin akibat penurunan harga komoditas dunia yang berpotensi menurunkan pendapatan emiten. Saham tambang dan bank menjadi bulan-bulanan investor.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.555 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.525 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG terkoreksi 18,512 poin (0,49%) ke level 3.819,630. Indeks mengikuti tren negatif bursa-bursa dunia menyusul harga komoditas yang kembali bergerak turun.

Sejak dibuka, indeks terus meluncur turundan hampir kembali ke level 3.700. Profit taking gencar terjadi, terutama di saham-saham tambang dan bank.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 15,392 poin (0,41%) ke level 3.822,750. Indeks jatuh seiring bursa-bursa regional yang 'terbakar' akibat jatuhnya harga-harga komoditas.

Indeks sama sekali tak menyentuh zona hijau pada perdagangan hari ini dan sempat tinggalkan level 3.800 ke posisi terendahnya di 3.795,550. Profit taking di saham-saham unggulan membuat IHSG sulit bergerak ke atas.

Menutup perdagangan, Kamis (12/5/2011), IHSG kehilangan 29,432 poin (0,77%) ke level 3.808,710. Sementara Indeks LQ 45 ambruk 8,227 poin (1,19%) ke level 678,193.

Tinggal dua sektor yang berusaha membawa indeks ke jalur hijau dengan mencetak penguatan, yaitu indeks properti dan infrastruktur. Sisanya, terkapar tak berdaya di zona merah.

Koreksi terbanyak diderita sektor tambang dan finansial, setelah saham-saham batubara dan bank menjadi bulan-bulanan investor.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 150.766 kali pada volume 11,715 miliar lembar saham senilai Rp 4,939 triliun. Sebanyak 102 saham naik, 142 saham turun, dan 94 saham stagnan.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 36,674 miliar di seluruh pasar.

Anjloknya harga-harga komoditas menjadi pukulan yang berat bagi bursa-bursa regional, tak terkecuali IHSG. Bursa Singapura dan Jepang menderita pelemahan paling dalam.

Bursa China masih mampu menahan laju koreksinya meski telah jatuh ke level terendahnya dalam 3 bulan menyusul merosotnya sejumlah komoditas yang mengakibatkan kekhawatiran terhadap menurunnya laba sejumlah produsen.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 10,24 poin (0,36%) ke level 2.873,18.
  • Indeks Hang Seng turun 218,04 poin (0,94%) ke level 23.073,76.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 147,61 poin (1,50%) ke level 9.716,65.
  • Indeks Straits Times ambruk 43,23 poin (1,36%) ke level 3.133,95.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.600 ke Rp 20.100, Indospring (INDS) naik Rp 875 ke Rp 5.700, SMART (SMAR) naik Rp 400 ke Rp 6.000, dan Unggul Indah (UNIC) naik Rp 270 ke Rp 1.980.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.100 ke Rp 58.150, Petrosea (PTRO) turun Rp 1.000 ke Rp 36.000, Indo Tambang (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 46.600, dan Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 700 ke Rp 21.100.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar