Rabu, 18 Mei 2011

Trading Emas: Tetap 'Buy on Dips'!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Harga emas diperkirakan konsolidasi dan belum bisa dipastikan ke mana arahnya. Kondisi itu, akan terjadi hingga pertemuan Bank Sentral AS pada 23 Juni. Pasar ingin memastikan kebijakan moneter AS lebih lanjut.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, potensi konsolidasinya harga emas salah satunya dipicu oleh The Chicago Mercantile Exchange (CME) yang menaikkan margin requirement di bursa Comodity Exchange (Comex) dan The New York Mercantile Exchange (Nymex) untuk perdagangan perak dan emas pada 4 Mei 2011.

Karena itu, harga emas turun hingga 50% retracement dari US$ 1.576 ke level US$1.462 per troy ounce akibat aksi pelepasan posisi. Dua hari setelah itu, lanjut Ariston, harga emas kembali mencoba rebound ke level US$ 1.526. Namun, penguatan tersebut tidak kuat sehingga kembali melemah.

“Pasar mencari sentimen baru. Yang didapat, justru bukan sentimen yang bisa memperkuat emas, tapi mereka melihat kemungkinan Bank Sentral AS memperketat moneternya. Ha itu bisa menjadi tekanan bagi emas,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (16/5).

Lebih jauh dia menjelaskan, setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar selesai pada Juni 2011, pasar justru melihat, kebijakan The Fed akan lebih ketat. Karena itu, diproyeksikan, bullish momentum emas sudah tidak ada lagi. “Tapi, itupun bukan berarti bearish. Emas bisa konsolidasi hingga pertemuan The Fed selanjutnya pada 23 Juni 2011,” ujarnya.

Menurut Ariston, level support emas terdekatnya US$1.478 dan support berikutnya US$1.462 per troy ounce. Sedangkan resistance terdekatnya US$1.498 dan kedua US$1.507. Resistance berikutnya US$1.516 per troy ounce. “QE AS sudah pasti dihentikan. Sebab, jadwal programnya berakhir Juni 2011,” ucapnya.

Menurutnya, pasar tinggal melihat kebijakan lanjutan untuk menggantikan program ini. Tapi pasar sudah melihat, setelah kebijakan moneter longgarnya dibuang satu item, otomatis moneter AS semakin ketat jika The Fed tidak memperpanjangnya menjadi Quantitative Easing (QE) tahap tiga atau mencari cara lain untuk melonggarkan moneter.

“Apalagi, AS belum tentu menaikkan suku bunga dari level saat ini 0-0,25%,” paparnya. Karena itu, dolar AS kemungkinan menguat sehingga harga emas bisa turun. Selama The Fed belum memberikan kejelasan terkait kebijakan moneternya baik memperketat maupun memperlonggar, harga emas akan ranging (bergerak bolak-balik) dalam kisaran resistance US$1,516 dan support US$1.462.

Jika level support justru ditembus ke bawah, harga emas memasuki tren bearish. Karena itu, investor emas was-was apakah koreksi akan terus atau justru bisa rebound. “Fktor moneter AS yang jadi penentu utama laju harga emas saat ini,” tuturnya.

Memang dia dia menambahkan, ada faktor-faktor lain yang juga memperlemah emas yakni soal restrukturisasi bailout Yunani yang jatuh tempo pada 2012-2013. Kondisi itu, bakal memperkuat dolar AS dan memperlemah harga emas. Sebab, emas ditransaksikan dalam denominasi dolar AS. “Tapi, faktor Yunani bukan yang utama,” timpalnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, jika dilihat dari indikator Moving Average (MA)- 4 dan MA-20 yakni grafik hariannya, harga emas menunjukkan corssing bearish. Jika dalam dua hari ke depan tetap bearish, crossing bearish-nya semakin membesar. “Artinya, MA-20 di atas MA-4 yang menunjukkan tekanan jual,” ungkapnya.

Tapi, dia menegaskan, harga emas saat ini belum memasuki tren bearish. Sebab, jika ditarik garis trend line-nya, dari tiga titik yang ditarik dari level terendah 27 Januari 2011, level terendah 15 Maret, dan level terendah 5 Mei, masih ada support untuk naik (bullish).

“Karena itu, tekanan turun dan naiknya seimbang sehingga saat ini harga emas mendatar atau konsolidasi,” papar Ariston. Kecuali, jika terjadi tekanan berlanjut hingga tembus US$1.462, trend line-nya berubah jadi bearish.

Strategi trading di emas tetap buy on dips (buy on weakness). Pelaku pasar bisa mengharapkan teknikal rebound. Sebab, jika harga emas turun lebih dari US$10 per troy ounce, selalu mengalami teknikal rebound. “Lakukan pembelian pada saat koreksi di kisaran US$1.480-an,” imbuh Ariston. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar