Rabu, 18 Mei 2011

Bank Victoria gelar rights issue senilai Rp 199,45 miliar

JAKARTA. PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Bank ini berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,99 miliar saham baru ke pasar.

Emiten perbankan ini mematok harga rights isssue Rp 100 per saham. Dari aksi korporasi ini BVIC akan mendapat dana segar Rp 199,45 miliar. "Kami rights issue untuk menambah modal kerja agar capital adequacy ratio (CAR) naik," kata Daroel Oeloem, Direktur Utama BVIC, kepada KONTAN, Senin (16/5).

Setelah rights issue, BVIC berharap CAR-nya naik menjadi 16%. Penambahan CAR tersebut perlu dilakukan lantaran bank ini berniat meningkatkan penyaluran pinjaman. BVIC menargetkan nilai kredit per akhir 2011 Rp 5 triliun. Untuk perbandingan, di akhir tahun lalu nilai kreditnya Rp 3,52 triliun.

BVIC berharap kenaikan kredit membuat loan to deposit ratio (LDR) di 2011 mencapai 78%. "Sesuai batas bawah LDR yang ditetapkan Bank Indonesia," ujar Daroel.

Perseroan ini akan menggelar rights issue setelah aksi korporasi ini mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam jadwal terkini, RUPSLB BVIC akan digelar pada 17 Juni 2011.

Nantinya, setiap pemegang saham BVIC yang tercatat dalam daftar pada 30 Juni 2011 mempunyai 85 HETD. Setiap satu HMETD bisa digunakan membeli satu saham baru.

Sebagai pemanis rights issue ini, BVIC juga memberikan waran secara cuma-cuma. Total waran seri VI yang dibagi mencapai 1,48 miliar waran. Setiap 85 saham baru akan mendapat 63 waran seri VI. Dari eksekusi waran ini, BVIC bisa memperoleh dana sekitar Rp 147,83 miliar.

Pemilik saham yang tidak mengeksekusi haknya saat rights issue bisa mengalami penurunan persentase pemilikan hingga 29,82%. Pemegang saham yang tidak memanfaatkan warannya, terancam mengalami dilusi porsi kepemilikan sampai 42,53%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar