Selasa, 14 Juni 2011

Belum Ada Trigger Baru, Rupiah Masih Tiarap

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (14/6) diprediksi melemah. Setelah menyentuh level 8.500 awal pekan lalu dan belum ada trigger baru, rupiah konsolidasi.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya karena faktor teknikal. Dari sisi ini menurutnya, pelemahan rupiah akan tertahan di level resitance 8.550 per dolar AS.

Pasalnya, lanjut Ariston, setelah rupiah menguat ke level 8.500 pada Senin (6/6), mata uang RI ini akan sideways terlebih dahulu. Rupiah mencari kekuatan baru untuk menebus level 8.500. "Karena itu, hari ini kecenderungan rupiah adalah pelemahan dan berpeluang bergerak dalam kisaran 8.520-8.550 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, potensi tertekannya rupiah juga karena semalam tidak ada berita utama yang berpengaruh ke market. "Karena itu, pasar masih akan mengacu pada data-data ekonomi pekan lalu yang menunjukkan sinyal perlambatan ekonomi global," ujarnya.

Sementara itu, dilihat dari data-data ekonomi AS, belum ada yang stabil untuk pulih. Semuanya masih fluktuatif. Di antaranya indeks manufaktur yang kadang-kadang naik dan kadang turun. "Karena itu, jika Quantitative Easing (QE) tahap kedua benar-benar dihentikan, AS akan kelimpungan," ungkapnya.

Karena itu, kemungkinan The Fed akan mencari stimulus yang baru meskipun tidak sebesar US$600 miliar pada QE tahap kedua. "Sejauh ini, The Fed menginvestasikan kembali imbal hasil dari QE pertama yang digunakan untuk membeli obligasi pemerintah AS setelah krisis 2008 lalu," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (13/6) ditutup melemah 21 poin (0,24%) ke level 8.537/8.542 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar