Selasa, 14 Juni 2011

Pasokan HEXA lancar lagi di saat permintaan tinggi

Pasokan HEXA lancar lagi di saat permintaan tinggi
JAKARTA. Dampak gempa bumi Jepang bagi PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) segera reda. Hitachi Construction Machinery Japan, akhir Mei lalu, mengumumkan kapasitas produksinya sudah normal seperti sebelum gempa. Hitachi merupakan produsen alat berat yang didistribusikan HEXA di Indonesia.

Bahkan, Hitachi berencana mengerek kapasitas produksi. Mengutip riset Hariyanto Wijaya, Analis Mandiri Sekuritas, kapasitas produksi alat berat ukuran kecil akan ditambah dari 2.500 menjadi 3.000 unit per tahun pada semester pertama tahun ini.

Hariyanto menilai, waktu pemulihan produksi Hitachi sudah sesuai ekspektasi. "Peningkatan produksi bagus untuk HEXA sebagai antisipasi pertumbuhan permintaan alat berat di semua sektor," kata dia, Senin (13/6).

Namun menurut Hariyanto, ketergantungan HEXA terhadap Jepang tidak terlalu besar karena alat berat ukuran kecil dan sedang sudah diproduksi di Indonesia. Hanya alat berat ukuran besar yang langsung diproduksi di Jepang.

Analis OSK Nusadana Securities Arief Budiman memprediksi, selama April 2011- Maret 2012 HEXA hanya bisa menjual 2.945 unit alat berat. Angka itu di bawah target perusahaan, 3.000 unit. Sekadar info, Maret 2012 merupakan tahun tutup buku untuk HEXA.

Perkiraan Arief diberikan setelah menghitung penjualan HEXA April-Mei 2011 yaitu menilai penjualan HEXA masih di bawah estimasi. Pada periode April-Mei 2011, yaitu kuartal IV periode pembukuan HEXA, perusahaan Di awal kuartal keempat periode pembukuan HEXA tahun lalu (yaitu bulan April-Mei tahun ini), HEXA hanya mencatatkan penjualan 328 unit, atau setara dengan 164 unit per bulan. Padahal, menurut dia, HEXA bisa menjual 258 unit per bulan.

Penurunan penjualan itu, menurut Arief, dikarenakan penutupan sementara pabrik Hitachi dan lemahnya inventory pascagempa. Penjualan HEXA selama Maret masih bagus, yaitu 278 unit. Karena itu, Arief memprediksi, di periode pembukuan April 2011 - sampai Maret 2012, HEXA hanya bisa menjual 2.945 unit alat berat. Angka tersebut di bawah target internal perusahaan yaitu 3.000 unit.

Unggul di hutan

Berdasarkan riset Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, HEXA memimpin pasar alat berat untuk sektor kehutanan. Pangsa pasar Hitachi 2008-2009 relatif stabil di angka 18%-19%.

Pasar terbesar masih dikuasai merek Komatsu yang didistribusikan PT United Tractors Tbk (UNTR). "Keunggulan HEXA adalah harga relatif murah dengan kualitas Jepang," kata Hariyanto. Komatsu banyak bermain di sektor tambang harga premium, tapi unggul di layanan purna jual.

Hariyanto menambahkan, permintaan alat berat untuk sektor tambang masih lebih banyak ketimbang hutan. Ia memprediksi penjualan HEXA 2011 mencapai 3.000 unit.

Menurut Budi, risiko HEXA adalah keengganan masuk ke bisnis pertambangan seperti emiten alat berat lainnya. Pemberlakuan moratorium hutan alam primer serta lahan gambut pada Mei lalu mengancam pasar potensial HEXA.

Namun menurut Hariyanto, moratorium tidak akan terlalu mengganggu penjualan HEXA. "Masih banyak lahan di luar itu," kata dia.

Melihat tren peningkatan permintaan alat berat, ketiga analis memasang rekomendasi buy untuk saham HEXA. Budi menargetkan Rp 8.000, dengan asumsi pendapatan HEXA untuk 2010/2011 dan 2011/2012 tumbuh masing-masing 43,1% dan 15%.

Target harga versi Arief dan Hariyanto masing-masing Rp 8.900 dan Rp 9.000, mencerminkan price to earning ratio (PER) 2012 13,0 kali dan PER 2011/2010 16,7 kali.

Saham HEXA, penutupan Senin (13/6), turun 1, 60% menjadi Rp 6.200 per saham.

Adisti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar