Selasa, 14 Juni 2011

Obligasi Rp 8,7 triliun jatuh tempo di 2011

JAKARTA. Sebanyak 26 obligasi korporasi senilai total Rp 8,7 triliun akan jatuh tempo di tahun ini. Para penerbit obligasi punya aneka opsi untuk menebus surat utangnya, mulai dari refinancing hingga menggunakan kas internal.

PT BCA Finance, misalnya. Perusahaan pembiayaan ini berniat melakukan refinancing alias membiayai kembali surat utang dengan merilis surat utang baru. Anak usaha Bank BCA ini memiliki Obligasi BCA Finance III Tahun 2010 seri A senilai Rp 211,5 miliar. Surat utang ini jatuh tempo pada 23 Juni 2011.

BCA Finance segera melakukan refinancing pada bulan ini melalui surat utang senilai Rp 1 triliun yang telah diterbitkan pada 18 Mei lalu.

BCA Finance juga akan memakai dana hasil penerbitan obligasi tersebut untuk menggenjot pembiayaan, yang ditargetkan Rp 19 triliun hingga akhir tahun ini. "Obligasi merupakan satu sumber pendanaan untuk mendukung target tersebut," ujar Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance, Senin (13/6).

Selain refinancing, tak sedikit pula penerbit obligasi yang memakai kas internal untuk melunasi obligasi. Cara ini dipilih menyatakan obligasi ," ujar

"JikaKalau sudah efektif di BEI (Bursa Efek Indonesia) dana tersebut akan langsung kami gunakan untuk refinancing," ujar Ronny Haslim, Direktur Keuangan BCA Finance. Tapi kalau dana dari obligasi baru ini cair melewati jatuh tempo obligasi sebelumnya, lanjut Ronny, mereka akan menggunakan cash flow atau pinjaman dari bank.

Sedangkan dana obligasi baru mereka akan digunakan untuk pembiayaan konsumen. Target pembiayaan BCA Finance sendiri sampai akhir tahun mencapai Rp 19 triliun. Dan obligasi menjadi salah satu cara untuk mencapai target tersebut.

Lain halnya dengan PT Indosat Tbk yang punya dua surat utang, yakni Indosat IV Tahun 2005 senilai Rp 815 miliar dan Indosat Syariah Ijarah Tahun 2005 senilai Rp 285 miliar. Kedua jenis obligasi itu jatuh tempo pada 21 Juni 2011. "Kami akan gunakan dana internal untuk melunasi obligasi tersebut," kata Strasfiatri Auliana, Sekretaris Perusahaan Indosat.

Angky Hendra, Analis Obligasi Batavia Prosperindo Aset Manajemen, menilai, refinancing dan kas internal adalah dua sumber pendanaan yang paling umum dipakai untuk melunasi obligasi. Apabila emiten obligasi memilih pendanaan dari kas internal, cost of fund menyusut karena tidak ada beban bunga. "Jika refinancing, ada beban bunga yang harus dibayar mereka," tutur Angky.

Ada dua hal yang mendorong perusahaan memakai kas internal. Pertama, memiliki kas internal sangat besar. Kedua, perusahaan tidak ada kebutuhan untuk menggenjot belanja modal.

Sebaliknya, perusahaan yang refinancing biasanya belum sanggup melunasi utang dengan kas internal. Tapi, siperusahaan siap membidik peluang bisnis lewat sokongan obligasi baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar