Selasa, 14 Juni 2011

Bursa lesu, sekuritas mencatat penurunan nilai transaksi efek

Bursa lesu, sekuritas mencatat penurunan nilai transaksi efek
JAKARTA. Kelesuan bursa saham tidak hanya membawa imbas negatif ke reksadana saham. Perdagangan saham yang sepi juga menggemboskan nilai transaksi perdagangan efek di sejumlah sekuritas selama paruh pertama tahun 2011.

Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas, mengungkapkan, akhir tahun 2010, rata-rata transaksi harian efek, khususnya saham, masih berkisar Rp 300 miliar. "Saat ini, rata-rata transaksi menjadi Rp 200 miliar-Rp 250 miliar," ungkap dia, Senin (13/6). Sebanyak 50% dari total nilai transaksi harian efek di Danareksa berasal dari transaksi online alias online trading.

Penurunan nilai transaksi juga terjadi di Reliance Securities. Nicky Hogan, Presiden Direktur Reliance, menuturkan, di awal tahun perusahaan itu menargetkan transaksi harian bisa mencapai Rp 150 miliar, meningkat dari rata-rata nilai transaksi harian di 2010 yang senilai Rp 100 miliar. Namun kenyataannya, sampai kini, nilai transaksi harian yang dibukukan cuma Rp 97 miliar per hari. "Transaksi di bursa kebanyakan dilakukan investor asing, sedang 95% nasabah Reliance merupakan investor ritel domestik," ujar Nicky.

HD Capital juga mencatat tren serupa. Antony Kristanto, Presiden Direktur HD Capital, mengungkapkan, sejak Januari hingga awal Juni 2011 lalu, nilai transaksi harian di sekuritasnya hanya berkisar Rp 50 miliar-Rp 60 miliar. Padahal, tahun lalu, rata-rata nilai transaksi harian bisa mencapai Rp 90 miliar. "Beberapa nasabah ada yang berhenti transaksi untuk alasan tertentu," terangnya.

Penurunan nilai transaksi harian juga karena banyak nasabah yang mulai mengalihkan strategi transaksi, dari harian (trading) menjadi investor yang menyimpan portofolio investasi dalam jangka waktu lebih lama.

Kendati demikian, Antony optimis nilai transaksi HD Capital bisa dikerek 15% tahun ini. Salah satu caranya adalah dengan menggenjot jumlah nasabah. Saat ini, nasabah HD Capital baru 400 nasabah. "Kami akan genjot dari online trading dengan target per tahun 500 nasabah baru," jelas dia.

Reliance juga menempuh strategi peningkatan jumlah nasabah untuk mengerek nilai transaksi. Saat ini nasabah Reliance sudah 5.000 nasabah, naik 1.000 dibandingkan tahun lalu. "Kami menargetkan 10.000 nasabah tahun ini," kata Nicky.

Sedangkan Danareksa akan lebih fokus pada kualitas nasabah. "Apakah profil customer sesuai dengan kecenderungan aktivitas trading-nya," ujar Marciano. Ini juga untuk menjaga unsur prudential nasabah. Saat ini nasabah Danareksa sudah mencapai 28.000 nasabah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar