Selasa, 09 Agustus 2011

Rekor Harga Emas Belum Berhenti, Minyak Merosot 5%

New York - Carut marut di pasar finansial merespons penurunan peringkat Amerika Serikat, turut berdampak ke pasar komoditas. Harga emas kembali menciptakan rekor tertingginya, sementara harga minyak mentah justru merosot hingga 5%.

Pada perdagangan Senin (8/8/2011) di pasar New York, harga emas di pasar spot melonjak hingga 3,1% menjadi US$ 1.714,09 per ounce. Harga emas sempat menembus US$ 1.719,99, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa jika dikonversi ke poundsterling dan euro.

Harga perak juga ikut melonjak 1,6% menjadi US$ 38,90 per ounce. Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 61,40 menjadi US$ 1.713,20 per ounce. Perdagangan mencapai 300.000 lot, salah satu yang terbesar sepanjang tahun ini.

Kenaikan harga emas hingga US$ 50 tersebut juga merupakan kenaikan harian terbesar sejak November 2008, ketika pasar finansial jatuh menyusul bangkrutnya Lehman Brothers.

Lonjakan harga emas terjadi berbarengan dengan merosotnya pasar saham global. Bursa Wall Street bahkan mengalami kejatuhan terdalam, dengan indeks Dow Jones kembali terpuruk di bawah level 11.000.

Reaksi pasar tersebut terjadi setelah AS kehilangan peringkat AAA miliknya, akibat belitan tingginya utang yang sudah mencapai 100% PDB. Para pialang kini menunggu pertemuan Bank Sentral AS pada Selasa ini untuk mencari apa langkah yang akan diambil pemerintah AS mengatasi kekacauan pasar finansial kali ini.

"Orang-orang khawatir tentang gagal bayar di Eropa, inflasi di AS karena pencetakan uang," ujar Evan Smith, manajer portofolio US Global Investor seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/8/2011).

"Emas akan terus bergerak menguat... Karena sepertinya kebijakan belanja pemerintah dan pengurangan utang tidak akan berubah dalam jangka pendek," imbuh Smith, yang perusahaannya mengelola aset hingga US$ 2,5 miliar.

Sementara harga minyak mentah dunia justru turun hingga 5% karena para pialang khawatir kekacauan perekonomian dunia akan menggerus permintaan energi.

Pada perdagangan Senin, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) light sweet tercatat merosot US$ 5,57 menjadi US$ 81,31 per barel, terendah sejak November. Minyak Brent pengiriman September juga merosot US$ 5,63 menjadi US$ 103,74 per barel.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar