Selasa, 09 Agustus 2011

Peluang Koleksi Saham di Musim Koreksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Setelah IHSG anjlok dua hari terakhir, valuasi berbagai saham sudah murah. Sebab, price earning ratio (PER) indeks pun sudah turun ke level 14,6 kali dari 17 kali. Tapi, baru saham PGAS yang sudah reversal naik.

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, semua saham sudah murah sehinga menarik bagi pelaku pasar. Apalagi, PER Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sudah berada di bawah level 15 kali dari level 17 kali (tepatnya di level 14,6 kali).

Satrio melihat, penurunan PER itu menjadi kesempatan beli yang bagus. Hanya saja, pasar belum tahu, hingga level berapa bursa Dow Jones akan terus turun. “Yang jelas, bursa AS sendiri dalam dua pekan terakhir sudah turun banyak, 13% dari posisi puncaknya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (8/8).

Karena itu, lanjutnya, jika down grade AS memicu koreksi lebih lanjut seharusnya terbatas. Tapi, pada intinya, masih ada potensi pelemahan. Namun, potensi penurunan tersebut sudah terbatas ke level 10.500 hingga 11.000. “Jadi, jika turun, potensi pelemahan Dow Jones tinggal 5% lagi,” paparnya.

IHSG kemarin, lanjutnya, ditutup di level 3.850 dengan level terlemah 3.714. Jadi, support IHSG memang di level 3.850. Jika ditembus ke bawah, support berikutnya di level 3.700-3.750. Kemarin, support tersebut masih bisa bertahan. “Karena itu, masih ada harapan, level 3.700-3.750 merupakan support yang kuat. Tapi, jika ternyata masih terus turun, level buttom IHSG di level 3.550,” ungkapnya.

Jadi, Satrio melanjutkan, IHSG dalam tren turun yang agak gawat. Hanya saja, saat ini orang disadarkan bahwa, harga saham sudah murah. Satu-satunya saham yang sudah reversal naik adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). “Tapi, potensi kenaikannya hanya ditargetkan ke level resistance Rp3.500,” ucapnya.

Sedangkan support PGAS di level Rp2.750. Artinya, jika PGAS masih turun, di level 3.000-2.750 masih oke untuk masuk. Tapi, jika pasar ingin mengambil posisi spekulatif, potensi kenaikan PGAS ke level Rp3.500. “Dilihat dari posisi candlestick-nya PGAS sudah mulai bagus. Kalaupun Selasa ini turun, di bawah Rp3.000 layak beli,” ungkapnya.

Begitu juga PT Astra Internasional (ASII) yang memiliki gap di level Rp64.250 hingga Rp64.800 yang merupakan support kuat kemarin. “Beli saham ASII di level-level tersebut sangat oke,” tandasnya.

Saham pilihan lainnya untuk saham berkapitalisasi besar adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Gudang Garam (GGRM), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA).

Sedangkan saham secondliner, PT United Tractors (UNTR), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indo Tambang Raya (ITMG). Untuk saham lapis ketiga direkomendasikan PT Mitra Adiperkasa (MAPI), PT Gajah Tunggal (GJTL) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Jika masih mengalami penurunan, saya rekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut. Saya percaya, target IHSG 5.000 tahun depan bisa tercapai,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar