Selasa, 09 Agustus 2011

S&P: Downgrade Kredit AS Bukan Agenda Politik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - CEO Standard & Poor's menyampaikan pembelaannya dalam mendowngrade rating kredit AS dari AAA menjadi AA dengan mengatakan tidak memiliki agenda politik dan tidak melebih-lebihi untuk mencoba menghilangkan kekacauan subprime mortgage yang mengendapkan situasi ekonomi saat ini.

"Peran kami adalah untuk menyuarakan risiko obyektif, dengan transparansi, dan itulah apa yang kita coba lakukan untuk memenuhi peran kami dan itu adalah tugas kita untuk kepentingan investor," ujar Deven Sharma mengatakan kepada CNBC.

Dia menunjukkan bahwa penurunan peringkat kredit AS ini tidak berarti (AS) akan default, itu hanya berarti bahwa saat ini lebih berisiko daripada tahun lalu.

S & P mempertimbangkan proses politik karena berbicara bagaimana, pilihan ekonomi fiskal dan moneter yang dibuat," tukas Sharma seraya menambahkan bahwa ia senang dengan pidato Presiden Obama saat ini dalam menangani kebutuhan anggota parlemen AS untuk memiliki rasa urgensi baru untuk mengatasi defisit jangka panjang.

Pandangan S & P ini didasarkan pada beberapa faktor termasuk peningkatan proyeksi tingkat utang. Sharma mengatakan bahwa meskipun pemotongan yang diamanatkan minggu lalu oleh legislasi dalam menaikkan batas utang,, utang AS 2015 akan menjadi $ 14 triliun atau 25 persen lebih tinggi daripada sekarang. "Faktanya adalah, tingkat utang adalah dua kali lipat dari hari ini dan itu adalah masalahnya," katanya.

Dia mengatakan S & P menyesalkan dalam kekacauan subprime mortgage. "Jelas penurunan perumahan jauh lebih parah dari yang kami perkirakan atau diantisipasi," katanya seraya menambahkan lembaga pemeringkat telah membuat banyak perubahan dalam organisasi. "Kami berkomitmen untuk proses reformasi," tegas Sharma sambil mengatakan penurunan di pasar Senin tidak selalu merupakan refleksi dari downgrade S & P.

"Pasar bereaksi dalam banyak hal, kadang-kadang tidak jelas, tapi peringkat kami benar-benar memberikan dasar-dasar kelayakan kredit," katanya. "Pasar bisa bereaksi, fakta ada perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Ini dapat bereaksi terhadap apa yang terjadi di Eropa .. Bisa jadi bahwa apa yang terjadi di AS Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap bagaimana pasar bereaksi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar