Selasa, 09 Agustus 2011

Sempat 'Hijau', IHSG Masih Terjungkal 155 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup anjlok 155 poin meski sempat cetak rebound tipis di tengah perdagangan sesi II. Investor masih khawatir perekonomian dunia akan kembali masuk masa resesi.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.560 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka anjlok 155,037 poin (4,02%) ke level 3.695,229. Indeks terkena tekanan jual masif buntut ambruknya Wall Street akibat turunnya peringkat utang AS.

Indeks langsung terjun bebas sesaat setelah pembukaan perdagangan ke level terendahnya di 3.590.942. Tekanan jual langsung melanda seluruh saham-saham di lantai bursa.

Menjelang penutupan sesi siang, kepanikan investor mulai reda dan bisa berpikir rasional kembali. Aksi beli selektif di saham-saham yang sudah murah mampu menahan laju jatuhnya bursa sehingga tak terlalu dalam.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 102,789 poin (2,67%) ke level 3.747,477. Aksi beli selektif di saham yang sudah murah cukup membantu IHSG.

Indeks sempat membuat anomali dengan rebound tipis sekitar 27 poin ke posisi tertingginya hari ini di level 3.873,545. Perburuan di saham-saham unggulanlah yang membuat indeks mampu bergerak ke zona hijau.

Namun, tekanan jual di saham-saham tambang membuat IHSG terpaksa jatuh lagi ke teritori negatif. Pergerakan indeks sangat fluktuatif hari ini akibat masih adanya sentimen negatif dipangkasnya peringkat utang AS.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (9/8/2011), IHSG ditutup anjlok 155,147 poin (3,00%) ke level 3.735,119. Indeks LQ 45 ditutup ambruk 21,432 poin (3,14%) ke level 660.514.

Saham-saham unggulan, terutama berbasis komoditas terkena tekanan jual cukup hebat, indeks sektor tambang anjlok hingga lebih dari 4%. Seluruh sektor di lantai bursa pun terkoreksi.

Tekanan jual datang dari investor lokal dan asing. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) dengan jumlah cukup besar, senilai Rp 952,497 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 223.733 kali pada volume 10,138 miliar lembar saham senilai Rp 9,464 triliun. Sebanyak 35 saham naik, sisanya 255 saham turun, dan 40 saham stagnan.

Koreksi di bursa-bursa Asia pun mulai surut, tak lagi sehebat pagi tadi. Bahkan bursa saham Australia sudah berhasil mencetak rebound.

Berikut situasi dan kondisi bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 0,75 poin (0,03%) ke level 2.526,07.
  • Indeks Hang Seng jatuh 1.159,87 poin (5,66%) ke level 19.330,70.
  • Indeks Nikkei 225 terpangkas 153,08 poin (1,68%) ke level 8.944,48.
  • Indeks Kospi anjlok 68,10 poin (3,64%) ke level 1.801,35.
  • Indeks All Ordinaries menguat 40,00 poin (0,99%) ke level 4.096,70.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textille (CNTX) naik Rp 350 ke Rp 7.850, Axiata (EXCL) naik Rp 250 ke Rp 5.350, Colorpak (CLPI) naik Rp 120 ke Rp 1.750, dan Surya Citra (SCMA) naik Rp 100 ke Rp 6.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bukit Asam (PTBA) turun Rp 1.500 ke Rp 17.850, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.450 ke Rp 42.800, Astra Agro (AALI) turun Rp 1.100 ke Rp 21.200, dan Unilever (UNVR) turun Rp 1.000 ke Rp 15.000.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar