Selasa, 19 Juli 2011

Dana asing mengalir ke pasar obligasi tanah air

JAKARTA. Peta investasi global mulai bergeser seiring krisis utang yang melanda pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS). Investor global kini mengincar negara emerging market, termasuk Indonesia.

Satu momentum yang bisa mengantarkan investor asing masuk Indonesia adalah rencana lelang surat utang negara pada hari ini (19/7). Dalam lelang ini, pemerintah akan menawarkan enam seri SUN dengan target indikatif senilai Rp 7 triliun.

Keenam seri SUN itu terdiri atas dua seri jangka pendek, yakni SPN20111020 dan SPN20120706, yang masing-masing bertenor tiga bulan dan satu tahun. Kemudian satu seri SUN berjangka menengah, yaitu FR0055 dengan tingkat suku bunga tetap 7,375% per tahun. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 September 2016.

Sedangkan tiga seri SUN lagi berjangka panjang, yang meliputi FR0053 tenor 10 tahun, FR0058 berjangka waktu 21 tahun, dan FR0057 bertenor 30 tahun.

Permintaan tinggi

Imam MS, Analis Pasar Obligasi Trimegah Securities, berpendapat, hasil lelang surat utang tersebut akan positif selama imbal hasil (yield) yang ditawarkan pemerintah menarik bagi investor. Dia menduga investor bakal lebih tertarik dengan obligasi seri FR0058 yang bertenor 21 tahun.

"Pemerintah tampaknya akan menyerap lebih banyak (penawaran) untuk seri ini," ujar Imam. Dari tiga seri SUN bertenor panjang, FR0058 adalah penerbitan baru. Dua lainnya reopening.

Sukartono, Head of Debt Capital Market BNI Securities, juga optimistis bahwa lelang obligasi kali ini akan berlangsung sukses. "Permintaan mungkin akan mencapai Rp 10 triliun," tandasnya.

Dana asing diprediksi bakal masuk pasar obligasi domestik seiring adanya kecemasan krisis Eropa akan meluas. Hingga tadi malam, yield obligasi pemerintah Italia bertenor 10 tahun menanjak 25 basis poin menjadi 6,021%. Ini merupakan yield tertinggi sejak tahun 1997.

Sukartono melihat kepemilikan asing di SUN hingga akhir tahun nanti berpotensi tumbuh 37,92% menjadi Rp 270 triliun. "Profil surat utang negara masih cukup bagus. Bahkan pergerakan harganya bisa searah dengan laju harga saham yang saat ini terus meningkat," tandas Sukartono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar