Selasa, 19 Juli 2011

Bank sentral di dunia melirik investasi emas

Bank sentral di dunia melirik investasi emas
JAKARTA. Harga emas semakin berkilau dan terus mengukir rekor. Kemilau emas pun kian memikat beberapa bank sentral di dunia untuk menjadikan logam mulia ini sebagai ladang investasinya.

Kemarin (18/7), harga kontrak emas pengiriman Agustus 2011 di Divisi Comex New York Mercantile Exchange mencapai US$ 1.601 per ons troi. Harganya sudah menanjak dalam 11 hari berturut-turut, sekaligus memperbarui rekornya sepanjang masa.

Krisis utang Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih jadi pemicu utama laju harga emas. Di AS, pemerintah dan Kongres terus berdebat membahas solusi defisit anggaran dan kenaikan plafon utang. Sementara, sejumlah negara di Eropa berjibaku mengatasi krisis utang yang meluas.

Mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers mengatakan, kekhawatiran gagal bayar (default) surat utang AS memicu kepanikan dalam sistem keuangan. Situasi ini mengingatkan investor terhadap kasus bangkrutnya Lehman Brothers pada 2008. "Krisis Eropa dan AS masih menjadi fokus serius para pelaku pasar," kata Ben Westmore, ekonom National Australia Bank Ltd, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Real Times Futures, berpendapat, kebijakan bank sentral AS mengenai program stimulus Quantitative Easing (QE) jilid III tampaknya akan berlanjut. Ini pun menjadi penyulut reli harga emas. "Ketidakpastian ekonomi global dari AS dan Eropa mendorong sebagian investor wait and see," katanya.

Faktor fundamental

Dari sisi fundamental, harga emas menunjukkan tren bullish. Apalagi, bank sentral di sejumlah negara mulai memburu emas sebagai cadangan devisa dalam tiga tahun terakhir. Mengacu data Bloomberg, cadangan emas dunia per April tahun ini mencapai 981,69 juta ons troi. Jumlah ini bertambah 4,55 juta dari posisi akhir tahun 2008 yang sebanyak 977,14 juta ons troi.

Dua negara yang getol mengoleksi emas adalah China dan India. Hingga April lalu, cadangan emas China mencapai 33,89 juta ons troi, melesat 76,51% dari akhir 2008 sebanyak 19,20 juta ons troi.

Pada periode yang sama, cadangan emas India naik 55,91% menjadi 17,93 juta ons troi. "Aksi beli emas untuk cadangan devisa kemungkinan diikuti tiga negara lainnya, yaitu Meksiko, Rusia dan Thailand," kata Abdul Aziz, analis Menara Mas Futures.

Namun, dari kacamata teknikal, harga logam mulia ini mulai memasuki fase konsolidasi. "Jadi, harganya tidak naik langsung terbang, tapi selalu terkoreksi setiap menyentuh titik tertingginya," imbuh Wahyu.

Posisi US$ 1.600 per ons troi merupakan level psikologis. Yang pasti, harga emas masih berpeluang naik. Sampai akhir tahun nanti, Wahyu memperkirakan harga emas berpotensi menyentuh US$ 1.800 per ons troi. Pasalnya, secara historikal, harga emas bakal menanjak di kuartal keempat setiap tahun.

Sedangkan selama pekan ini harga emas cenderung konsolidasi dengan level support US$ 1.570 dan posisi resistance mencapai US$ 1.610 per ons troi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar