Selasa, 19 Juli 2011

ELSA incar kontrak baru US$ 30 juta

ELSA incar kontrak baru US$ 30 juta
JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) tetap agresif mengejar kontrak-kontrak baru untuk mencapai target pendapatan. Perusahaan jasa minyak dan gas ini tengah mengincar beberapa proyek besar di bidang migas.

Nilai proyek yang diincar Elnusa tersebut mencapai sekitar US$ 30 juta. "Saat ini kami tengah mengikuti tender di Sumatera dan Jawa Timur yang nilainya sebesar US$ 30 juta," kata Suharyanto, Direktur Utama ELSA saat ditemui KONTAN di kantornya belum lama ini.

Proyek yang tengah diincar ELSA tersebut di antaranya tiga proyek seismik. Total nilai ketiga proyek tersebut mencapai US$ 10 juta. "Itu dua proyek besar dan satu proyek kecil, lokasinya ada di Kalimantan dan Sumatera," beber Suharyanto.

Beberapa tender proyek yang tengah diikuti ELSA tersebut sejatinya sudah mulai berlangsung sejak semester satu lalu. Suharyanto menuturkan, seharusnya perusahaan yang dipimpinnya bisa memenangkan beberapa kontrak proyek tersebut. "Tapi memang banyak yang pengumumannya diundur, jadinya kemungkinan proyek-proyek itu baru bisa kami peroleh di semester kedua," papar Suharyanto.

Contohnya adalah proyek seismik tadi. Pengumuman hasil tender proyek ini akan dilaksanakan pada November nanti.

Di sisi lain, ELSA menargetkan bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 5,5 triliun pada tahun ini. Rinciannya, ELSA menargetkan pendapatan dari jasa hulu migas terintegrasi, seperti geosciences, pengeboran dan oilfield mencapai Rp 3,6 triliun.

Perusahaan ini juga menargetkan pendapatan dari jasa hilir migas dengan nilai sebesar Rp 1,65 triliun. Sementara pendapatan dari jasa penunjang hulu migas diharapkan mencapai Rp 353 juta.

Ganti direksi

Demi menopang target tersebut, anak perusahaan PT Pertamina dan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) ini mengalokasikan dana segar mencapai US$ 100,2 juta di tahun ini. Duit itu untuk belanja modal, berupa investasi jasa hulu migas di bidang geosciences sebesar US$ 35,65 juta, bidang oilfield sebesar US$ 54,95 juta dan pengeboran sebesar US$ 9,59 juta.

Sampai akhir Juni lalu, ELSA baru memanfaatkan sekitar 40% dana belanja modal yang dianggarkan tahun ini. Maklum saja, selain banyak pengumuman tender yang diundur ke semester dua, beberapa kontrak yang diperoleh di semester pertama juga baru dikerjakan di semester kedua.

Selain itu, pemegang saham ELSA berniat melakukan penggantian direksi. Penggantian direksi tersebut akan dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat mendatang (22/7). Kabarnya, pergantian direksi ini terkait kasus hilangnya dana deposito ELSA di Bank Mega beberapa waktu lalu.

Direktur BIPI Firlie Ganinduto mengakui adanya rencana pergantian jajaran direksi ELSA. Meski begitu, ia belum bisa memastikan siapa saja yang bakal mengisi tampuk kepemimpinan di perusahaan migas tersebut. "Siapa saja belum final. Ada wakil dari kami, ada juga dari Pertamina," kata Firlie. Yang jelas, struktur direksi ELSA tidak akan berubah, lantaran kinerja perusahaan ini dianggap cukup baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar