Selasa, 19 Juli 2011

Bayar utang, ATPK akan menerbitkan saham baru

JAKARTA. PT ATPK Resources Tbk (ATPK) akan menerbitkan saham baru tahun ini. Jumlah saham baru yang diterbitkan mencapai 83 juta saham atau setara 10% saham ditempatkan saat ini. Per 31 Desember 2010, jumlah saham ditempatkan ATPK mencapai 166,24 juta saham.

"Saham baru ini akan diterbitkan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu," kata Andreas Andy Santosa, Sekretaris Korporat ATPK, kepada KONTAN, kemarin (18/7). Aksi ini berpotensi membuat kepemilikan pemegang saham yang sekarang terdilusi maksimal hingga 10%.

ATPK masih belum menentukan harga saham anyar tersebut. Hanya saja, jika menilik harga rata-rata saham selama 25 hari terakhir, ada kemungkinan perusahaan tambang ini melepas saham baru di kisaran harga Rp 154 per saham.

Yang jelas, dari aksi korporasi ini ATPK berharap bisa meraup dana segar sebesar Rp 12,72 miliar. Nantinya, sekitar 40,5% dana hasil hajatan itu akan digunakan untuk membayar utang pada pihak ketiga. Sedangkan sisanya dialokasikan untuk membiayai modal kerja ATPK.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2011, jumlah utang ATPK pada pihak ketiga mencapai Rp 17,93 miliar. Jumlah ini sudah lebih kecil ketimbang utang pihak ketiga di kuartal I-2010 sebesar Rp 24,63 miliar.

Selain mau menerbitkan saham baru, ATPK juga berniat menjual dua anak usaha mereka, yakni PT Saptajaya Menjak Sengewari (SMS) dan PT Wahana Bumi Mulia (WBM). Namun, Andreas mengaku, baru SMS yang sudah terjual. Nilai penjualan anak usaha tersebut mencapai Rp 320 juta.

Andreas tidak bisa memastikan waktu penjualan Wahana Bumi. "Untuk Wahana Bumi masih belum tuntas," ujarnya. Yang jelas, ATPK menargetkan nilai penjualan perusahaan nikel ini bisa mencapai Rp 200 juta.

Sepanjang semester satu 2011 ATPK mencatatkan penjualan rata-rata 60.000 ton per bulan. Ini masih lebih rendah dari target ATPK, yakni sebanyak 100.000 ton per bulan.

Meski begitu, Andreas mengklaim telah terjadi penambahan produksi sekitar dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. "Peningkatan ini akibat penambahan beberapa infrastruktur, seperti mesin dan lainnya," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar