Rabu, 22 Juni 2011

Hasil lelang SUN meleset dari target

JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) gagal mencapai target. Pemerintah hanya menyerap Rp 3 triliun dari total penawaran yang masuk
Rp 11,4 triliun. Adapun target indikatif lelang yang berlangsung kemarin Rp 7 triliun.

Penawaran terbanyak jatuh pada seri SPN20120608, senilai Rp 3,20 triliun dan diserap Rp 1,55 triliun. Seri ini bertenor satu tahun. Penawaran terbanyak berikutnya tertuju kepada obligasi negara seri FR0054 senilai Rp 2,8 triliun. Tapi di seri obligasi bertenor 20 tahun ini, tak satu rupiah pun diambil pemerintah.

Nilai penawaran seri FR0053 (10 tahun), FR0057 (30 tahun) dan SPN20110922 (tiga bulan) masing-masing mencapai Rp 2,65 triliun, Rp 2,61 triliun, dan Rp 118 miliar. Daya serap ketiga seri ini berturut-turut Rp 250 miliar, Rp 1,1 triliun, dan Rp 100 miliar.

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi NC Securities, berpendapat bahwa hasil lelang tidak maksimal karena kondisi pasar finansial global belum stabil. Krisis utang Yunani disebut Made sebagai satu contoh pasar masih goyah.

Dus, sentimen global berimbas ke pasar domestik. Investor lebih memilih wait and see dalam lelang kali ini. Apalagi, "Yield yang diminta investor juga terlalu tinggi bagi pemerintah," ujar Made. Akan tetapi permintaan investor terbilang wajar yield di pasar sekunder masih tinggi.

Sebagai perbandingan, yield obligasi seri FR0053 di pasar sekunder berkisar 7,65%, sementara permintaan terendah 7,625% dengan yield rata-rata tertimbang 7,65%.

Sedangkan yield FR0057 di pasar sekunder sebesar 9,3% dan permintaan terendah 9,25%. Di seri ini, pemerintah meluluskan yield 9,32%, atau lebih tinggi 0,02% dari yield di pasar sekunder.

Menurut Made, pemerintah perlu menjanjikan yield FR0057 lebih tinggi dari pasar karena ingin menghindari masa refinancing yang pendek. Apabila periode refinancing lebih panjang, maka pemerintah bakal mempunyai lebih banyak waktu untuk mengelola surat utangnya.

Imam MS, Analis Obligasi Trimegah Securities, menilai volatilitas atau gejolak pasar finansial cenderung meningkat. Inilah yang menyebabkan daya serap SUN kali ini begitu minim.

Investor tentu akan meminta yield tinggi. Bagi pemerintah, hal itu berpotensi mengerek cost of fund. Mengacu target indikatif Rp 7 triliun, sejatinya pemerintah berniat menyerap hasil lelang SUN dalam jumlah besar. Namun, karena yield yang masuk tinggi, "Pemerintah akhirnya menyerap lebih kecil dari rencana awal," tutur Imam.

Minimnya hasil SUN kemarin juga disebabkan investor mengantisipasi kenaikan inflasi pada bulan depan.

Daya serap yang rendah di lelang kemarin ternyata berefek positif ke pasar sekunder. Ariawan, Analis Obligasi BNI Securities melihat harga FR0054 di pasar sekunder cenderung naik karena pemerintah tidak mengambil seri tersebut. Investor yang mengincar FR0054 bisa mendapatkannya melalui transaksi di pasar sekunder sehingga harganya meningkat.

Dalam jangka panjang, pasar SUN diprediksi masih menarik. Dengan berbekal fundamental yang kuat, investor akan tetap masuk pasar domestik, baik melalui lelang maupun pasar sekunder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar