Rabu, 22 Juni 2011

IPO, Alkindo targetkan laba bersih naik 203,87%

JAKARTA. PT Alkindo Naratama berniat melepas 150 juta saham atau setara 27,27% modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran Initial Public Offering (IPO) Alkindo berkisar Rp 225-Rp 300 per saham. Jadi, perusahaan yang berbisnis kertas itu bisa memperoleh antara Rp 33 miliar hingga Rp 45 miliar.

Bookbuilding Alkindo berlangsung sejak kemarin sampai 23 Juni. Targetnya, saham Alkindo akan dicatatkan pada 12 Juli 2011. Alkindo menunjuk Erdhika Elit Sekuritas menjadi penjamin emisi.

Alkindo mengalokasikan perolehan dana IPO untuk melunasi utang serta membeli tanah di Padalarang, senilai Rp 11 miliar. Di atas tanah yang akan dibeli tersebut, Alkindo berniat membangun kantor pusat serta pabrik.

Pada tahun pertamanya di bursa, Alkindo menargetkan kenaikan laba bersih 203,87% menjadi Rp 11 miliar. Tahun lalu, laba bersih perusahaan yang sedang mempersiapkan proses penawaran saham perdana ini hanya Rp 3,62 miliar.

Direktur Utama Alkindo Herwanto Susanto menjelaskan target ini merupakan kombinasi proyeksi kenaikan penjualan tahun 2011 dan menyusutnya beban bunga utang perbankan. Tahun ini, Alkindo menargetkan penjualan bisa naik 20%. Di 2010 lalu penjualan perusahaan kertas ini mencapai Rp 169,49 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan ini juga menggenjot produksinya. Kuswara, Direktur Keuangan Alkindo, mengungkapkan perseroan ini akan menaikkan kapasitas produksi terpasang menjadi 35.000 ton per tahun.

Sedangkan utilisasi kapasitas produksi diperkirakan mencapai 70%-80%. Artinya, kapasitas terpakai tahun ini akan mencapai 24.500 ton-28.000 ton per tahun. "Kapasitas bertambah karena ada pabrik baru yang mulai beroperasi Oktober 2010 lalu," kata Kuswara, Selasa (21/6).

Alkindo juga berniat mengurangi utang bank sampai Rp 5 miliar. Perseoan ini akan membayar utang ke OCBC NISP sebesar Rp 2 miliar. Sisanya digunakan membayar utang ke Bank Danamon.

Mengutip laporan keuangan perseroan per Desember 2010, Alkindo memiliki utang ke OCBC NISP sebesar Rp 17,16 miliar dan Rp 10 miliar ke Bank Danamon. Dengan pembayaran utang tersebut, debt to equity ratio (DER) perseroan akan turun jadi 0,5 kali-0,6 kali dari 0,6 kali-0,7 kali.

Sementara, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) berhasil mencetak kelebihan permintaan saham dalam proses bookbuilding hingga 5,12 kali. "Harga penawaran IPO VIVA ini ditetapkan sebesar Rp 280 per saham di mana harga ini hampir merupakan batasan harga tertinggi dari rentang harga yang ditawarkan selama proses bookbuilding," kata Vicky Ganda Saputra, Executive Director Danatama Makmur, penjamin emisi VIVA.

Dengan kelebihan permintaan tersebut, perusahaan pemilik tvOne ini memutuskan menaikkan target perolehan dana IPO hingga menjadi Rp 640,1 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar