Rabu, 22 Juni 2011

Jangan Tergesa-gesa Jual Emas!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Pelaku pasar disarankan, tidak tergesa-gesa menjual emas, meski mendekati resistance US$1.546 per troy ounce. Sebab, kepastian pergerakannya dapat diketahui setelah FOMC The Fed, Rabu (22/6) malam.

Analis Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, untuk jangka panjang, harga emas masih kuat dan akan bertenger di atas US$1.500 per troy ounce. Hanya saja, untuk jangka pendek, harga emas akan fluktuatif.

Flutuatifnya harga emas dipicu oleh krisis utang di zona Eropa terutama Yunani. Jika sentiment Yunani memburuk, harga emas langsung meningkat. “Tapi, pada saat sentimen Yunani membaik, harga emas bisa menurun,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (21/6).

Daru menegaskan, selama belum ada kepastikan terkait krisis utang Yunani, harga emas akan fluktuatif. Pada Selasa (21/6) harga emas menguat ke level US$1,542,91 dari US$1,523 per troy ounce pekan sebelumnya (14/6). “Kondisi itu, dipicu oleh para menteri keuangan Uni Eropa yang menunda keputusan akhir atas bailout Yunani hingga awal Juli 2011,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, untuk sementara pasar khawatir sehingga mengalihkan aset-aset berisiko mereka ke aset-aset safe haven seperti emas dan dolar AS. Belum tuntasnya kasus Yunani, masih menaungi sentimen pasar. “Hingga saat ini, masih terjadi silang pendapat antara European Central Bank (ECB) dengan Jerman,” paparnya.

Di sisi lain, pasar juga mengkhawatirkan, penyebaran krisis Yunani ke negara-negara Eropa yang lain seperti Italia, Portugal, Spanyol dan Irlandia. Rumorsnya, Italia juga sedang dilanda krisis. “Karena itu, dalam jangka pendek, penyelesaian utang Yunani belum terlalu sempurna,” ungkap Daru.

Sementara itu, lanjut Daru, untuk jangka panjang sentimen Yunani akan pulih. Hal ini seiring seruan dari para petinggi moneter Uni Eropa untuk memberikan peluang kelangsungan Yunani dan selamat dari proses kebangkrutan. “Optimisme itulah yang sempat mengangkat euro dan emas,” paparnya.

Akibatnya, sentimen Yunani tahun depan, akan lebih baik dan tidak sama dengan sentimen setahun terakhir yang negatif. Yang sulit saat ini adalah membangun sistemnya. Sebab, para kreditur yang ingin membantu Yunani mensyaratkan restrukturiasi atau pembenahan negara itu.

Yunani sendiri, imbuh Daru, sudah melakukan upaya khusus di mana Perdana Menteri Yunani Georgios Andreas Papandreou me-reshuflle kabinetnya. “Reshuffle akan memberikan dorongan bagi donatur untuk memberikan bailout,” paparnya.

Secara teknikal, menurut Daru, level support emas untuk jangka pendek berada di level US$1.536-1.532 dan 1.546 sebagai level resistance-nya. Angka itu merupakan support kuat untuk fase penurunan. Berdasarkan Fibonacci retracement, jika pecah level tesebut, harga emas berpeluang bearish lanjutan ke titik terendah US$1.519 per troy ounce dalam jangka panjang

Sementara itu, level resistance terdekat berada di level US$1.546 dan 1.550 sebagai resistance keduanya. Resistance berikutnya di level US$1.560. Tapi, sebelum level tercapai, harga emas akan terkonsolidasi terlebih dahulu di kisaran US$1.550 per troy ounce.

“Penurunan atau penguatan yang bersifat tajam, jarang terjadi setelah level US$1,500 ditembus ke atas,” ungkap Daru. Padahal, sebelum level tersebut dicapai, pelemahan dan penguatan terjadi secara tajam. Kondisi itu sangat menguntungkan bagi trader.

Untuk itu, menurut Daru, jika investor sudah melakukan buy on dips, sudah saatnya jual emas di level 1.546 per troy ounce. Tapi, bagi investor yang memiliki amunisi cukup, bisa mendiversifikasi posisi yakni separuhnya bisa ditempatkan untuk target US$1.560.

Untuk saat ini, resistance di level tersebut belum terbentuk. Resistance yang sudah terbentuk di level US$1.546-1.550 per troy ounce. “Jika mau beli, tetap menggunakan polabuy on dips di level US$1.536-1.532 per troy ounce dan jual di level US$1.546,” tandas Daru.

Dia menyarankan, investor tidak tergesa-gesa menjual emas sebelum level US$1.546 tercapai. Itupun harus menunggu petunjuk pada bursa Eropa. Apalagi, Rabu (22/6) Bank Sentral AS The Fed akan mengumumkan suku bunga acuannya. “The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting juga akan mengeluarkan statement prihal perekonomian AS,” paparnya.

Jika ekonomi AS membaik, imbuhnya, harga emas cenderung turun dan investor harus segera jual emas yang dimilikinya. Sebab, dolar AS akan menguat meskipun suku bunga AS diperkirakan tidak berubah di level 0-0,25%. “Sebaliknya, jika ekonomi AS menunjukkan perlambatan, harga emas akan naik. Sebab, AS sebagai pusat ekonomi dunia juga akan memicu perlambatan ekonomi global,” imbuh Daru. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar