Rabu, 22 Juni 2011

Penjualan BRMS membuat beban BUMI meningkat

Penjualan BRMS membuat beban BUMI meningkat
JAKARTA. Perusahaan milik Grup Bakrie benar-benar tahu bagaimana membuat berita. Dua pekan lalu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan telah melepas 75% saham anak usahanya, yaitu PT PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Pembeli saham tersebut adalah Bumi Plc, nama baru Vallar Plc.

Sebagai ganti, BUMI menerima convertible bond senilai US$ 2,07 miliar dari Bumi Plc. Obligasi dengan tingkat bunga setinggi 2% per tahun ini dapat dikonversi menjadi 79 juta saham Bumi Plc.

Analis menilai transaksi ini sedikit merugikan BUMI. Pasalnya, perusahaan tambang tersebut kehilangan hak atas dividen PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Sekadar mengingatkan, BRMS menguasai saham NNT melalui PT Multi Daerah Bersaing.

Analis Samuel Sekuritas Christine Salim memperkirakan jatah dividen NNT untuk BRMS sekitar US$ 70 juta selama 2011-2012. Sudah kehilangan dividen, BUMI malah harus membayar bunga obligasi US$ 41 juta per tahun. Jadi, laba bersih BUMI di 2011-2012 diperkirakan menurun hingga 2,5%.

Analis Onix Capital Bagus Hananto mengamini analisis Christine. Tahun lalu saja, beban bunga BUMI sudah mencapai US$ 508 juta. Sebelumnya, dividen Newmont diharapkan bisa membantu BUMI meringankan beban bunga.

Christine dan Bagus sama-sama berpendapat, BUMI sebaiknya menjual obligasi Vallar pada investor lain untuk mengurangi utangnya, misalnya kepada China Investemnt Corp (CIC). "Ada potensi pertukaran antara obligasi dengan CIC," sebut Christine.

Hal ini akan membantu mengurangi beban utang BUMI pada institusi keuangan tersebut. Ia menghitung, jika BUMI menerapkan skenario ini, utang BUMI pada CIC bisa berkurang antara US$ 600 juta sampai US$ 1,9 miliar.

Selain itu BUMI juga bisa menghemat beban bunga US$ 124 juta - US$ 387 juta per tahun. Dengan demikian, laba bersih Christine menghitung laba bersih perseroan ini bisa tumbuh 4,8% - 22,3% di 2011 dan 4% - 19% di 2012.

Selain menjual ke CIC, Bagus menuturkan, ada opsi lain yang bisa diambil BUMI, yaitu menjual obligasi pada investor lain. Dus, BUMI akan mendapat kas yang bisa digunakan melunasi utang CIC.

Vallar tambah saham

Di luar akuisisi BRMS, saat ini Vallar juga masih dalam proses memperbesar porsi kepemilikan saham di BUMI menjadi 51%. Analis Kresna Securities Yohan Kurniawan menilai hal ini akan meningkatkan citra BUMI.

Ia menuturkan, meski pasar tidak menyukai beban bunga obligasi dari transaksi dengan Vallar, divestasi BRMS tersebut membuat struktur BUMI jadi lebih ramping. Hal ini membuat belanja modal (capex) makin efisien.

Analis juga menilai kinerja perusahaan tambang ini masih positif, dengan ditopang kenaikan volume penjualan dan harga jual. Karena itu, para analis masih merekomendasikan beli untuk BUMI.

Bagus memasang target harga Rp 4.000, dengan price to earning ratio (PER) di 2011 16,3 kali. Sedang Christine memasang target harga sebesar Rp 3.950 yang mencerminkan PER 2011 sebesar 15,2 kali. Target harga versi Yohan lebih tinggi lagi, Rp 4.500. Pada Selasa (21/6), harga BUMI menguat 4,20% menjadi Rp 3.100 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar