Rabu, 22 Juni 2011

Valuta Asia menguat ditopang ekspor Taiwan dan Thailand

Valuta Asia menguat ditopang ekspor Taiwan dan Thailand
JAKARTA. Mayoritas mata uang negara di kawasan Asia bergerak menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pemicunya antara lain data ekonomi di sejumlah negara Asia yang membaik.

Won Korea Selatan naik 0,3%, sedangkan rupiah menanjak 0,2% terhadap dollar AS. Dollar Taiwan dan baht Thailand menguat masing-masing 0,1%.
Baht Thailand bangkit dari posisi terendahnya dalam tiga bulan terakhir setelah data ekonomi negara itu membaik. Ekspor Thailand di bulan Mei tahun ini meningkat 17,6%. Angka ini 2% di atas estimasi para ekonom yang menjadi responden Bloomberg.

Dollar Taiwan juga rebound lantaran ekspor negara itu pada Mei lalu tumbuh 11,53%. Di bulan sebelumnya, ekspor Taiwan meningkat 10,14%.

Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Tresuri Bank BNI, menilai mata uang Asia mampu bertahan di tengah ketidakpastian penyelesaian krisis utang Yunani.

Pernyataan Jean-Claude Junker, ketua kelompok Menteri Keuangan Uni Eropa, turut menenangkan pasar regional. Menurut Junker, Perdana Menteri Yunani George Papandreou telah meyakinkan pemerintahannya agar mengambil langkah taktis untuk memperoleh bantuan IMF dan Uni Eropa.

"Kecemasan terhadap pertumbuhan ekonomi sebenarnya berpusat di AS dan Eropa, bukan Asia," ujar Sean Callow, senior currency strategist Westpac Banking Corp di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. Dus, pasar saham akan menanjak dan positif bagi mata uang Asia.

Nurul menilai penguatan mata uang Asia terhadap dollar AS sampai akhir minggu ini ditopang kabar positif dari Asia sendiri. Won Korsel berpotensi menguat di rentang 1.060–1.080 per dollar AS. Ringgit Malaysia juga diprediksi menguat di kisaran 3,0075–3,0500 per dollar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar