Kamis, 16 Juni 2011

Krisis Utang Eropa Masih Persulit Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (16/6) diprediksi melemah. Krisis utang Eropa dan positifnya beberapa data AS masih akan menyusutkan minat pasar atas aset-aset berisiko.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh krisis utang Yunani di Eropa yang masih akan menyusutkan minat atas aset-aset berisiko (risk aversion). Karena itu, aset-aset safe haven seperti dolar AS dan obligasi pemerintah yang memiliki rating utang tinggi diuntungkan.

Akibatnya, menurut Christian, arus modal asing akan menguntungkan posisi dolar AS sehingga mendongkrak nilai tukarnya. "Secata teknikal pun, rupiah berepotensi melemah ke level 8.570 per dolar AS dan kalaupun menguat akan terbatas di level 8.530," katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjut Christian, data-data ekonomi yang dirilis di AS juga memperkuat dolar. Salah satunya, data retail sales AS dirilis lebih baik dari estimasi -0,3% ke level -0,2%. Sementara itu, retail sales di luar sektor otomotif justru naik 0,3%," timpalnya.

Begitu juga dengan indikator inflasi AS di mana Prducer Price Index (CPI), tidak serendah perkiraan. Angkanya naik 0,2% dari perkiraan 0,1% dan bulan sebelumnya 0,8%. "Memang angkanya lebih rendah dari bulan lalu, tapi lebih baik dari ekspektasi," ungkapnya.

Lalu, ditambahkan Christian, data industrial production AS yang dirilis semalam angkanya sudah diperkirakan naik ke level 0,3% dan poling analis 0,5% dari sebelumnya 0,0%.

Di sisi lain, pasar juga masih terimbas negatif oleh kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) China sebesar 50 basis poin ke level 21,5% yang efektif 20 Juni 2011. Kebijakan itu memicu pengetatan likuiditas sehingga berujung capital outflow. "Lagi-lagi menguntungkan posisi dolar AS," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (15/6) ditutup melemah 10 poin (0,11%) ke level 8.543/8.553 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar