Kamis, 16 Juni 2011

Pasar menghindari risiko, rupiah tumbang ke level terlemah tiga pekan

Pasar menghindari risiko, rupiah tumbang ke level terlemah tiga pekan
JAKARTA. Rupiah tertekan dan jatuh ke level terendah hampir tiga pekan terakhir. Pelemahan rupiah dipicu semakin dalamnya krisis utang Yunani. Kekhawatiran ini menyebabkan surutnya permintaan terhadap aset emerging market, dan menyeret pasar saham global lebih rendah.

Mata uang Garuda melemah 0,37% ke posisi Rp 8.580 per dollar AS, pada pukul 10.18 di Jakarta. Mata uang Garuda ini tergelincir untuk hari kedua setelah indeks regional MSCI Asia Pasifik merosot 1,4%, yang merupakan penurunan terbesar dalam dua minggu.

Perdana Menteri Yunani George Papandreou akan merombak kabinetnya, dan berusaha memenangkan suara hari ini, setelah gagal mengumpulkan dukungan dari oposisi terkait langkah-langkah penghematan.

Ekonom Standard Chartered Plc. Eric Alexander Sugandi menyebut, terjadi risk aversion di pasar karena ketidakpastian terkait krisis utang Eropa. "Namun, saya memperkirakan pelemahan rupiah bersifat sementara, karena fundamental negara masih kuat," ujarnya.

Sementara, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik satu basis poin ke 7,41%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar