Kamis, 16 Juni 2011

ADRO Tawarkan Potensi Gain Menarik

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju saham ADRO, Kamis (16/5) diprediksi bergerak dalam ‘trading range’ (sidelines). Karena itu, saham ini menawarkan potensi yang menarik karena lajunya dibarengi dengan tingginya volatilitas.

Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, potensi sidelines-nya saham PT PT Adaro Energy (ADRO) hari ini tampak jelas dari grafik teknikalnya. Menurutnya, saham ini bahkan saham-saham batu bara yang lain, masih dalam tren yang sideways sejak awal tahun maupun sejak beberapa bulan terakhir.

Dia menegaskan, hampir semua saham yang berhubungan dengan batu bara tidak bergerak dalam up trend. Tapi, bukan berarti saham-saham di sektor ini tak lagi menarik. Justru saham-saham batu bara lebih menawarkan potensi yang menarik karena masih bergerak dalam 'trading range'- nya (sidelines) dibarengi dengan tingginya volatilitas. “Salah saham pilihan yang saya jagokan di sektor ini adalah ADRO,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (15/6).

Pada perdagangan Rabu (15/6) saham ADRO ditutup melemah Rp25 (1,03%) ke level Rp2.400 dari level sebelumnya Rp2.425. Harga intraday tertingginya mencapai Rp2.450 dan terendah Rp2.375. Volume transaksi mencapai Rp12,9 juta unit saham senilai Rp31,1 miliar dan frekuensi 389 kali.

Secara teknikal, lanjut David, saham ADRO memiliki kisaran support Rp2.325 dan resistance Rp2.500. Untuk Kamis (16/6) ini, saham ini masih cenderung flat dan 'terkurung' dalam trading range Rp2.375-2.475. “Masih cenderung bergerak di situ. Volumenya juga belum mendukung,” ujarnya.

“Belum ada sinyal penguatan maupun pelemahan yang signifikan untuk bergerak mendekati titik-titik support-resistance tersebut,” ungkap David. Karena itu, imbuhnya, strategi trading di saham ADRO adalah buy on weakness karena trennya masih sideways overall. Tapi, dia menggaris bawahi, dalam posisi market yang sedang uptrend (bullish) saham-saham batu bara sangat menguntungkan termasuk ADRO.

“Manfaatkan momentum tersebut untuk mengambil opportunity koleksi saham batu bara seperti ADRO ketika terjadi pelemahan IHSG seperti koreksi yang terjadi pada 8-13 Juni kemarin,” ucapnya.

Potensi koreksi seperti yang terjadi pada 8-13 Juni, lanjutnya, adalah hal yang normal dan cenderung diperlukan di tengah pergerakan market yang sideways dalam trading jangka pendek. “Koreksi itu diperlukan dan itu bukan pelemahan (crash), melainkan hanya koreksi wajar (technical correction),” tandas David.

Hingga akhir tahun, menurutnya, target posisi IHSG tetap di level 4.300-4.500. Tren IHSG belum berubah, masih bullish dalam jangka panjang. “Dalam jangka menengah-pendek, indeks dalam posisi flat, bergerak konsolidasi sejak 20 April 2011 lalu,” ucapnya.

Di atas semua itu, dia menargetkan harga ADRO di level Rp2.675. Angka ini merupakan target akhir tahun berdasarkan pertimbangan saat ini. “Target itu akan dikalkulasi ulang jika ada perubahan signifikan dalam rilis laporan keuangan semester pertama 2011 ini,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar