Kamis, 16 Juni 2011

Sesi Dua, Cermati Saham Bakrie dan Sektor Media

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Namun, ada peluang pada saham grup Bakrie dan saham sektor media. Apa saja pilihannya?

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.728 dan resistance 3.815,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (16/6).

Koreksi indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh indeks Dow Jones Industrial (DJI) yang memberikan false signal. Setelah kemarin ditutup dengan signal positif, Dow semalam kembali terkoreksi dalam dan ditutup di bawah 12.000. “Tapi, posisi penutupan masih di atas level terendah dua hari lalu di 11.883,” ujarnya.

Bursa regional, lanjut Willy, masih diselimuti sentimen negatif perlambatan ekonomi global dan krisis urang di Yunani. “Apalagi, setelah kemarin Yunani mengalami kerusuhan akibat demonstrasi yang menentang kebijakan pemerintah,” paparnya.

Tapi, Ia menggarisbawahi, bursa Indonesia tidak memiliki masalah dari sisi fundamental ekonomi. Bahkan, Indonesia akan menjadi 6 negara yang menjadi kekuatan baru pada 2025 menurut Bank Dunia. “Namun, bursa Indonesia tidak bisa bergerak sendiri, sehingga hari ini mengalami tekanan jual seiring yang terjadi di bursa regional Asia dan global,” paparnya.

Sementara itu, IHSG merupakan teraman dibandingkan bursa lain di kawasan. Buktinya, setelah dilanda profit taking, indeks bisa menguat ke atas 3.800 pada perdagangan kemarin. “Berbeda dengan koreksi pada Straits Times Singapura yang tidak bisa kembali dan berkutat di 3.027,” tukasnya.

Karena itu, selama indeks saham domestik tidak tembus level 3.700 ke bawah, belum menunjukkan tanda-tanda yang bahaya. “Selama masih berada di atas level tersebut, merupakan koreksi normal bukan crash,” tandasnya.

Dalam situasi ini, lanjut Willy, pelaku pasar tampaknya akan kesulitan melakukan daily trading. Tapi, bagi investor yang akan mengambil posisi untuk jangka panjang, koreksi ini justru jadi momentum untuk mengakumulasi beli saham-saham yang sudah terdiskon tajam. “Sepertisaham-saham di grup Bakrie yang hari ini mengalami tekanan cukup dalam,” ucapnya.

Salah satu saham pilihannya adalah PT Bakrie and Brothers (BNBR) yang menurutnya sangat murah di level Rp69-70 dengan kuasi reorganiasasinya yang lancar. “Sebab, harga terendahnya di level Rp50,” ucapnya.

Lalu, PT Bumi Resources Minerlas (BRMS) yang dijual ke Vallar sebesar 75% di level harga Rp850 dan PT Bakrieland Development (ELTY). “Begitu juga dengan PT Citra Marga Nusaphala (CMNP) yang masih menjanjikan,” ungkap Willy.

PT Global Mediacom (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra (MNCN) seiring akan Initial Public Offering (IPO)-nya induk usaha TV One yaitu PT Visi Media Asia (Viva Media Grup). “Saya rekomendasikan akumulasi dengan pola buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuhnya.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar