Kamis, 16 Juni 2011

Jaminkan Aset, Energi Mega Refinancing Utang US$ 200 Juta

Headline
Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) segera menjaminkan seluruh atau sebagian aset perseroan dan atau anak usaha, sebagai upaya refinancing sisa utang US$ 200 juta dari Credit Suisse (CS).

Penjaminan aset tersebut telah mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang saham dalam RUPSLB di Aston Rasuna, Kuningan, Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Menurut Presiden Direktur, Imam P Agustino, percepatan pembayaran utang Credit Suisee US$ 200 juta tidak diatur dalam kluasul perjanjian. Utang ini sendiri baru jatuh tempo pada September 2013.

Namun, jika terdapat opsi pendanaan alternatif yang menawarkan tingkat bunga lebih rendah, tentu Imam akan melakukan pelunasan atas sisa utang tersebut. "Untuk itu, penjaminan aset ini sebagai antisipasi awal atau persiapan apabila ada financing atau refinancing dengan beban yang lebih rendah dan term yang lebih baik," kata Imam.

Kinerja perseroan, lanjutnya, terus bertumbuh sehingga beban utang yang ada tidak menghambat ekspansi dan optimalisasi produksi ENRG hingga dua tahun mendatang.

"Kami belum tentukan pilihan, tapi performance kami sudah lebih baik sejak 2009 hingga triwulan I-2011 ini," paparnya. Penjaminan aset juga bisa menjadi bagian dari penggalangan dana baru untuk ekspansi lapangan minyak.

Total pinjaman perseroan memang telah berkurang menjadi US$ 200 juta, dari sebelumnya US$ 450 juta. Dengan demikian, rasio utang terhadap ekuitas menurun 0,6 kali.

Ia menambahkan, utang dari CS sendiri telah mengikutsertakan sebagian aset ENRG, yakni 50% blok Kangean dan blok Malaka milik perseroan, serta seluruh aset anak usaha, PT Tunas Harapan Perkasa.

Untuk seluruh aset yang dijaminkan dalam agenda RUPSLB ini, Imam tidak mengetahui pasti. "Ada valuasi tersendiri. Nilainya jauh lebih besar US$ 200 juta, itu kan sebagian. Ini seluruhnya. Penjaminan aset untung utang CS kurang dari 40% dari total aset," tegasnya.

Tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal US$ 189 juta, juga belanja operasi US$ 157 juta. Hingga Juni 2011, sudah teralisasi 45% atau US$ 85 juta.

"Sampai Juni sudah terpakai 45%, dan semuanya untuk pengembangan. Untuk akuisisi lapangan, saat ini belum diputuskan. Tergantung nanti nilai akuisisi. Biaya capex diluar biaya akuisisi," tegas Imam.

Ia menegaskan, perseroan terus menggali cadangan menjadi produksi komersial guna memenuhi profil produksi pertumbuhan perusahaan dalam 18 bulan ke depan. "Kita jaga volume produksi 40 ribu barel dengan produksi maksimal 50 ribu barel," tegasnya.

(wep/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar