Senin, 08 Agustus 2011

Awal Pekan, Pilih Saham Fokus Domestik

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Senin (8/8) masih ada peluang penurunan lebih lanjut. Namun, investor bisa memilih saham yang fokus pada pasar domestik.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, IHSG hari ini masih berpotensi untuk penurunan lebih lanjut. “Namun, market Indonesia masih bisa toleransi dengan koreksi global,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, penurunan bursa global bagi sebagian investor mengkhawatirkan, karena mirip dengan awal crash pasar keuangan pada 2008. Padahal, Irwan menilai, situasi kini tidak sama dengan 2008, karena pemicu masalahnya adalah utang sovereign (negara), “Bukan utang masyarakat, seperti kredit perumahan, hipotek, public debt. Apalagi perbankan dan lembaga keuangan tidak krisis,” ujarnya.

Ekonomi AS juga dianggap belum bisa dikategorikan resesi, karena harga emas tinggi, dengan koreksi bursa AS yang tidak signifikan. “Tidak ada gejolak finansial, tidak ada krisis likuiditas,” paparnya.

Irwan menilai, kondisi kali ini adalah permainan spekulan, yang melakukan likuidasi serempak di banyak tempat. Awalnya dipicu data ISM Manufacturing (belanja barang modal, penyerapan tenaga kerja) yang turun, karena antisipasi industri/swasta untuk tidak ekspansi belanja.

Hal ini terkait tidak adanya kejelasan debt ceiling yang dapat membuat default dan biaya dana meningkat. “Meski turun, ISM Manufacturing indeks masih di atas 50%, artinya ekonomi masih ekspansif,” ucapnya.

Sementara di pasar domestik, laporan keuangan cukup bagus, dengan laba saham unggulan meningkat. Kemudian stimulus dari pemerintah yang akan menggenjot ekonomi melalui kegiatan infrastruktur.

Di tengah situasi ini, Irwan menyarankan investor untuk memilih saham yang fokus pada domestik dan menghindari saham-saham yang berpengaruh ke ekspor. “Strateginya adalah masuk ke market, karena level bottom indeks belum ketahuan,” ujarnya.

Saham-saham yang direkomendasikan adalah saham perbankan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Bukopin (BBKP) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Selain saham Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Astra International (ASII),”Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,” tutupnya.

Pada perdagangan Jumat (5/8), IHSG ditutup anjlok 200,443 poin (4,87%) ke level 3.921,643 dan indeks saham unggulan LQ 45 turun 36,811 poin (5,05%) ke level 693,293. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), didukung volume transaksi sebesar 10,295 miliar lembar, senilai Rp 9,934 triliun dan frekuensi 212.246 kali.

Sebanyak 9 saham naik, 321 saham turun, dan 15 saham stagnan. Anjloknya indeks juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,231 triliun. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp2,273 triliun sedangkan transaksi jual sebesar Rp3,505 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar