Senin, 08 Agustus 2011

Harga Emas Tembus Rekor Baru di Atas US$ 1.700

Singapura - Penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS) membawa berkah untuk harga emas. Logam berharga ini kembali mengukir rekor terbarunya dengan menembus level psikologis US$ 1.700 per ounce, tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan Senin (8/8/2011), harga emas di pasar spot Asia sempat menembus US$ 1.714 per ounce, atau berarti 11 rekor baru dalam 19 sesi terakhir. Kenaikan harga emas itu juga langsung mendongkrak harga perak lebih dari 5%.

"Apa yang orang sadari adalah mata uang dolar dan euro memiliki masalah yang sesungguhnya dan saya kira itu memperjelas harga emas," ujar Dominic Schnider, analis dari UBS Wealth Management seperti dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, lembaga pemeringkat Standard & Poor's akhir pekan lalu menurunkan peringkat AS menjadi AA+ dari sebelumnya AAA. Peringkat AS tersebut diturunkan karena situasi politik yang tak menentu, beban AS terhadap utang-utangnya yang meningkat serta outlook yang negatif.

Penurunan peringkat AS 1 notch tersebut semakin menambah kekhawatiran yang sebelumnya sudah datang dari krisis di Eropa.

"Itulah mengapa kita menaikkan harga emas menjadi US$ 1.800, namun saya akan mengatakan segala sesuatu yang berkembang saat ini, saya sungguh bisa membayangkan harga US$ 2.000 ada di kartu-kartu. Kemungkinan telah meningkat harga emas bisa menembus US$ 2.000-- proyeksi tetap US$ 1.800 dalam 12 bulan, namun risikonya adalah bahwa kita sesungguhnya dapat menembus level US$ 2.000," ujarnya.

Harga emas yang sudah melonjak hingga 20% sepanjang tahun ini, sempat turun setelah AS merilis data yang menunjukkan terciptanya 117.000 lapangan kerja dan pengangguran turun menjadi 9,1%. Turunnya angka pengangguran merefleksikan kontraksi tenaga kerja lebih besar dari gambaran membaiknya data tenaga kerja.

"Saya kira masalah di Eropa juga menggelayuti pasar. Perkembangan yang berhubungan dengan masalah utang di Eropa melambat dengan menyakitkan, ujar Natalie Robertson, analis dari ANZ.

"Namun harga-harga sudah overbought pada saat ini. Jika ada melihat RSI, sudah di atas level 70. Jika Anda melihat ke sisi teknikal, maka sangat rentan terjadi profit taking," tambahnya.
(qom/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar