Senin, 08 Agustus 2011

Terpangkas 71 Poin, Koreksi IHGS Paling 'Tipis' di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menahan laju pelemahannya menjadi 'hanya' 71 poin (1,83%) berkat perburuan saham-saham yang sudah murah. Koreksi IHSG paling tipis di Asia yang rata-rata turun lebih dari 2%.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.550 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.530 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG terpangkas 65,057 poin (1,66%) ke level 3.856,586. Saham-saham unggulan terkena koreksi akibat sentimen dipangkasnya peringkat utang AS.

Sentimen negatif tersebut terus menyeret IHSG jatuh semakin lama semakin dalam, hingga ke posisi terendahnya hari ini di level 3.714,922. Indeks sama sekali tak menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terjun bebas 195,861 poin (5,00%) ke level 3.725,782. Pemangkasan peringkat utang AS berakibat sangat parah terhadap psikologis investor.

Menjelang penutupan perdagangan, beberapa investor memutuskan untuk mengkoleksi saham-saham yang sudah murah. Posisi IHSG sudah masuk ke area jenuh jual alias oversold akibat koreksi masif akhir pekan lalu dan ditambah pagi tadi.

Menutup perdagangan, Senin (8/8/2011), IHSG terkoreksi 71,377 poin (1,83%) ke level 3.850,266. Sementara Indeks LQ 45 terpangkas 11,347 poin (1,64%) ke level 681,946.

Perburuan di saham-saham unggulan yang sudah murah mampu menahan jatuhnya IHSG sehingga menjadi tidak terlalu dalam. Sayangnya, koreksi masif yang sudah terjadi pagi tadi sangat dalam sehingga indeks gagal kembali ke zona hijau.

Arus dana asing yang mengalir keluar dari lantai bursa sulit dibendung, transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,136 triliun di seluruh pasar.

Seluruh indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih konsisten di jalur merah, namun koreksi menjadi lebih lambat. Kali ini, rata-rata pelemahannya hanya 1%.

Bursa-bursa di Asia mengalami perdagangan yang paling berat dalam dua hari terakhir, koreksi yang dideritanya cukup tajam. Langkah Standard & Poor's menurunkan peringkat utang AS dipercaya meningkatkan kekhawatiran terhadap lambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai jatuh 99,61 poin (3,79%) ke level 2.526,82.
  • Indeks Hang Seng ambruk 455,57 poin (2,17%) ke level 20.490,57.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 202,32 poin (2,18%) ke level 9.097,56.
  • Indeks Straits Times terjun 108,59 poin (3,63%) ke level 2.886,19.
Tak hanya bursa Asia, bursa-bursa di Eropa pun mengalami hal yang sama, apalagi ditambah dengan krisis utangnya yang belum reda. Meski menteri keuangan di negara-negara G7 berniat menjaga stabilitas, namun reaksi pasar masih belum bisa ditenangkan.

Tiga indeks utama di Eropa, yaitu Indeks The FTSE, DAX dan the CAC 40 sudah mulai bisa mengurangi koreksinya sehingga tidak terlalu dalam. Hingga sore ini, masing-masing melemah, 0,2%, 0,73% dan 1%

Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 216.771 kali pada volume 9,832 miliar lembar saham senilai Rp 9,474 triliun. Sebanyak 54 saham naik, sisanya 239 saham turun, dan 56 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 850 ke Rp 29.000, Indocement (INTP) naik Rp 650 ke Rp 14.500, Astra Agro (AALI) naik Rp 650 ke Rp 22.300, dan Mayora (MYOR) naik Rp 500 ke RP 15.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 2.500 ke Rp 122.000, Schering Plough (SCPI) turun Rp 2.450 ke Rp 26.050, Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.150 ke Rp 65.050, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 50.000.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar